Selasa, 06 Maret 2012

Tetap Optimis Meski Diramal Kiamat

Ramalan bahwa kiamat akan terjadi tahun 2012, telah menjadi buah bibir banyak orang. Ramalan yang berdasarkan pada kalender bangsa Maya tersebut begitu populer karena memang dipopulerkan oleh berbagai media massa. Ada yang percaya dan ketakutan dengan ramalan itu, namun ada juga yang tak percaya, bahkan tak peduli.

Sebagai muslim, kita wajib tak percaya dengan ramalan itu. Karena kapan terjadinya kiamat, itu adalah termasuk perkara gaib, yang hanya diketahui oleh Allah ta’ala. Allah berfirman, “Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang kiamat, “Kapan terjadinya?” Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu hanya pada sisi Tuhanku. Tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu, melainkan dengan tiba-tiba”. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu ada di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (al-A’raf: 187).
Jangankan kita, Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- pun tidak mengetahui kapan kiamat akan terjadi. Hanya saja, beliau telah mengabarkan tentang tanda-tandanya. Di antaranya matahari terbit dari barat, munculnya Dajjal, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj mengacau dunia, serta turunnya Nabi Isa -’alaihis salam-. Semua itu harus kita imani dan yakini kebenarannya.

MARI PERBAIKI DIRI!

Sekali lagi, tentang isu kiamat pada 2012, itu hanyalah ramalan belaka. Yang pasti, adanya pergantian tahun ini, harus kita jadikan momen untuk menata hidup lebih baik. Introspeksi dan segala perbaikan harus kita mulai dari diri pribadi kita masing-masing.
Hal pertama dan utama yang mesti kita usahakan adalah perbaikan atau peningkatan iman kita. Seperti kita ketahui, iman kita itu selalu turun naik, dan seringkali turunnya lebih cepat dan lebih tahan lama daripada naiknya. Nah, saat kita sadar bila grafik atau kualitas keimanan kita sedang menurun, kita harus berupaya melakukan berbagai hal untuk menaikkannya kembali. Diantaranya dengan memperbanyak berdzikir kepada Allah, memperbanyak shalat sunnah, memperbanyak istighfar dan sebagainya.
Kedua, kita harus melakukan perbaikan dalam amal-amal kita. Sudahkah setiap amal kita lakukan dengan ikhlas karena Allah? Ataukah kita masih mengharap pujian manusia atas amal-amal kebaikan kita itu? Ya, perbaikilah niat kita. Luruskanlah niat kita. Hendaknya kita selalu ikhlas dan hanya mengharapkan ridha Allah atas setiap kebajikan yang kita lakukan.
Ketiga, perbaikan dalam akhlak.
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قاَلَ لِي رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ اْلحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ.” (رواه الترمذي وقال: حديث حسن صحيح)
Dari Abu Dzarr, dia berkata, Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Takutlah kepada Allah di mana pun kamu berada dan iringilah (balaslah) keburukan dengan kebaikan niscaya Dia akan menghapusnya serta pergauilah manusia dengan akhlak yang baik.”
(Riwayat at-Turmudzi)
Manusia terkadang tergelincir, berbuat keliru, mengalami masa stagnan dalam berbuat baik atau teledor dalam melakukan hak Allah. Oleh karena itu, Allah telah menjadikan jalan bagi siapa saja yang mengalami hal demikian untuk merenungi apa yang telah terjadi, yaitu bersegera melakukan perbuatan baik. Allah ta’ala berfirman, “Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.”(Hud: 114). Perbuatan taat apa saja atas izin Allah dapat memecahkan gelapnya kemaksiatan.
Islam sangat menggalakkan terjadinya hubungan sosial antar sesama manusia berdasarkan pergaulan yang baik dan akhlak yang mulia. Hal itu akan berdampak positif terhadap individu dan masyarakat. Oleh karena itu, banyak sekali nash-nash Al Quran maupun hadits yang menganjurkan agar berinteraksi melalui akhlak seperti ini. Allah berfirman, “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (al-A’râf: 199) dan firman-Nya, “Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (Fushshilat: 34)
Keempat, perbaikan dalam ketaatan/ketakwaan.
Allah ta’ala berfirman, “Dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu, ‘bertakwalah kepada Allah.’” (an-Nisa`:131)

Makna takwa adalah melakukan ketaatan dengan mengharap pahala dari Allah dan menjauhi berbuat maksiat kepada-Nya karena takut jatuh ke dalam siksa Allah.
Ketakwaan dapat diraih, di antaranya dengan menghadirkan rasa takut kepada Allah baik secara tersembunyi maupun terang-terangan, mengamalkan hal-hal yang wajib, banyak berdoa dan tidak bertransaksi dengan hal yang haram atau pun syubhat.
Ketakwaan kita kepada Allah akan membuahkan berbagai kebaikan, di antaranya:
- Menyelamatkan diri kita dari adzab Allah, sebagaimana firman-Nya, “Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa.” (Maryam: 72)
- Menyebabkan seorang hamba mendapatkan pertolongan dan penjagaan dari Allah l.“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (an-Nahl:128)
- Penyebab masuk surga.“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai. Di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa.” (al-Qamar: 54-55)
- Menyebabkan seseorang terjaga dari tipu daya musuh.“Jika kamu bersabar dan bertakwa niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudlaratan kepadamu.” (Ali ‘Imran:120)
- Mendatangkan atau mendekatkan rezeki, sebagaimana firman-Nya, “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.”(ath-Thalaq: 2-3)
- Menghapuskan dosa-dosa.“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah nsicaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya.”(ath-Thalaq: 5)

Mudah-mudahan dengan berbagai perbaikan yang kita usahakan, Allah berkenan menjauhkan kita dari adzab dan siksa-Nya di dunia maupun di akhirat.

TAUBAT SEBELUM KIAMAT

Mungkin selama ini kita telah melewati hari-hari dengan melakukan berbagai dosa dan kemaksiatan. Ketika kesadaran kita, hati nurani kita telah menyapa dan mengingatkan kita untuk bertobat, maka bersegeralah menyambutnya. Ya, jika kita masih menyayangi diri kita, jangan biarkan diri ini berlarut-larut dalam kemaksiatan. Jangan malu dan jangan ragu untuk bertobat kepada-Nya. Sebelum nyawa sampai di tenggorokan, hingga semuanya akan terlambat.
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
“Sesungguhnya Allah menerima taubat hamba-Nya selama nyawa belum sampai ke tenggorokan.”
(Riwayat Ahmad)
Dalam riwayat lain beliau -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
“Sesungguhnya Allah merentangkan tangan-Nya pada malam hari memberi kesempatan taubat bagi pelaku kesalahan pada siang hari dan merentangkan tangan-Nya pada siang hari memberi kesempatan taubat bagi pelaku kesalahan pada malam hari, sampai kelak matahari terbit dari Barat (hari kiamat).”
(Riwayat Muslim)
Semoga Allah selalu mengampuni dan menerima taubat kita. Amiin. (***)

Artikel Majalah Nikah Sakinah Vol. 10 No. 10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar