Rabu, 07 Maret 2012

KETINGGALAN SHOLAT KARENA SIBUK



Saudaraku seiman…

Kalau yang dimaksudkan ketinggalan adalah sampai tidak mengerjakan shalat zhuhur atau shalat-shalat wajib lainnya, maka ini termasuk dosa besar, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallammenjelaskan:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ رضي الله عنه قَال قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الْعَهْدُ الَّذِى بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلاَةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ »

Artinya: “Abdullah bin Buraidah meriwayatkan dari bapaknya radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Perjanjian yang terjadi antara kita dan mereka (orang-orang kafir) adalah shalat, maka siapa yang meninggalkannya sungguh telah kafir”. HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 4143.

عن جَابِر بْن عَبْدِ اللَّهِ رضي الله عنه يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاَةِ»

Artinya: “Jabir bi Abdullah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jarak antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat”. HR. Muslim. 

Adapun jika yang dimaksudkan ketinggalan adalah ketinggalan berjamaah di masjid maka ketauhilah, muslim lelaki yang tidak ke masjid untuk melaksanakan shalat wajib secara berjamaah, maka sungguh dia sudah ketinggalan sangat banyak keutamaan, diantaranya;

Pertama, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa sebaik-baiknya perkerjaan yang paling dicintai Allah adalah mengerjakan shalat pada waktunya.

عن عَبْدِ اللَّهِ رضي الله عنه - قَالَ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَىُّ الأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ « الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا » قُلْتُ ثُمَّ أَىٌّ قَالَ « ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ»

Artinya: Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bercerita: “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Amalan apakah yang paling dicintai Allah?”, beliau menjawab: “Shalat pada waktunya”, kemudian aku bertanya lagi: “Kemudian apa?”, beliau menjawab: “Kemudian berbakti kepada kedua orangtua”. HR. Bukhari dan Muslim.
Kedua, Keutamaan shalat berjamaah
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً » 

Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Shalat berjama’ah lebih utama dibandingkan dari shalat sendirian dengan 27 derajat”. HR. Muslim.
Ketiga, Keutamaan shaf pertama
 
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِى النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلاَّ أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوا وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِى التَّهْجِيرِ لاَسْتَبَقُوا إِلَيْهِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِى الْعَتَمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا »

Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jikalau orang-orang mengetahui apa yang ada di dalam mengumandangkan adzan dan shaf pertama (berupa pahala), kemudian mereka tidak mendapatkan (orang yang berhak atas itu) kecuali mereka berundi atasnya, maka niscaya mereka berundi, dan jikalau mereka mengetahui apa yang ada di dalam bersegera pergi ke masjid (berupa pahala), maka mereka niscaya akan berlomba-lomba kepadanya, dan jikalau mereka mengetahui apa yang ada di dalam shalat Isya’ dan shubuh (berupa pahala) niscaya mereka akan mendatangi keduanya meskipun dalam keadaan merangkak”. HR. Bukhari dan Muslim.

Keempat, Keutamaan berjalan ke masjid

Kelima, Keutamaan orang yang menunggu shalat berjamaah.

Dan masih banyak yang lainnya dari keutamaan-keutamaan yang didapatkan dari shalat wajib berjamaah. 
 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « صَلاَةُ الرَّجُلِ فِى جَمَاعَةٍ تَزِيدُ عَلَى صَلاَتِهِ فِى بَيْتِهِ وَصَلاَتِهِ فِى سُوقِهِ بِضْعًا وَعِشْرِينَ دَرَجَةً وَذَلِكَ أَنَّ أَحَدَهُمْ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ أَتَى الْمَسْجِدَ لاَ يَنْهَزُهُ إِلاَّ الصَّلاَةُ لاَ يُرِيدُ إِلاَّ الصَّلاَةَ فَلَمْ يَخْطُ خَطْوَةً إِلاَّ رُفِعَ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ حَتَّى يَدْخُلَ الْمَسْجِدَ فَإِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ كَانَ فِى الصَّلاَةِ مَا كَانَتِ الصَّلاَةُ هِىَ تَحْبِسُهُ وَالْمَلاَئِكَةُ يُصَلُّونَ عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَ فِى مَجْلِسِهِ الَّذِى صَلَّى فِيهِ يَقُولُونَ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ تُبْ عَلَيْهِ مَا لَمْ يُؤْذِ فِيهِ مَا لَمْ يُحْدِثْ فِيهِ »

Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda: “Shalatnya seseorang berjamaah melebihi atas shalatnya di rumah dan pasarnya sebanyak 20an derajat dan hal itu disebabkan karena jika salah seorang dari kalian berwudhu dan dia menyempurnakan wudhunya kemudian dia mendatangi masjid tidak memasukinya kecuali untuk shalat dan tidak menginginkan kecuali shalat, maka tidaklah dia melangkah satu langkah melainkan diangkat baginya dengan satu langkah tersebut satu derajat dan dihapuskan dengannya satu kesalahan hingga dia memasuki masjid, jika dia masuk masjid maka dia dianggap di dalam shalat selama shalat menahannya. Dan para malaikat bershalawat kepada salah seorang dari kalian, selam dia duduk di tempat shalatnya yang dia shalat disitu, para malaikat berdoa: “Wahai Allah, ampunilah dia, rahmati dia, berikan taubat kepadanya’”, selama dia tidak mengganggu di dalamnya dan tidak berhadats”. HR. Bukhari dan Muslim.

Subhanallah…keutamaan-keutamaan yang begitu luar biasa, tidak didapat kecuali seorang yang pergi ke masjid untuk shalat berjamaah.

Setelah ini, insyaAllah kita terutama para lelaki muslim, senantiasa tidak akan melalaikan shalat berjamaah di masjid dan senantiasa selalu mengkondisikan diri kita agar siap melapangkan waktu untuk melakukan shalat berjamaah.

Ditulis oleh Ahmad Zainuddin, Ahad 16 Al Muharram 1433, Dammam KSA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar