Jumat, 24 Februari 2012

★★★ Voice Of Islam ★★★



http://www.voa-islam.com/muslimah/article/2012/01/16/17411/ini-adalah-tentang-kita/

http://www.voa-islam.com/muslimah/muslimah

Ini Adalah Tentang Kita


Terkadang, begitu mudah seseorang menuntut hak mereka, namun sangat sedikit sekali, yang tahu tentang detail kewajiban yang harus dilakukan. Terkadang juga, begitu gampang bagi kita menyalahkan orang lain atas sebuah alfa yang mereka lakukan, atau justru malah yang telah kita lakukan.

Jadi, Masihkah Kita tidak Mau Bersabar?



Aku bukan orang sabar
Ketika jiwa letih dengan berbagai hal yang semakin menyibukkan kita, maka berilah jeda kepada diri untuk sejenak mengkaji berbagai kesulitan yang semakin menumpuk dan memberatkan itu. Mungkin disana ada sisi kurang sabar kita dalam menghadapi sesuatu yang justru semakin merunyamkan suasana. Mungkin disana ada kelemahan jiwa kita yang menyeruak dan mengakibatkan kita bertekuk lutut dalam hasil karya diri yang justru merendahkan.  
sabar, pelajaran jiwa yang mungkin mudah di ucapkan namun sangat sulit sekali untuk di realisasikan. Namun disanalah justru letak salah satu keabadian. Cerita kebaikan yang akan abadi saat pelakunya sudah tiada, efek kebaikan yang abadi saat pelakunya masih bernafas ataupun telah berkalang tanah. Karena siapa yang dapat membunuh mati kemuliaan jiwa orang- orang yang sabar? Malah yang ada adalah, jiwa liar kita semakin lelah, dan semakin bingung disaat harus ber benturan dengan manusia yang serba sabar. selanjutnya, rasa malu dan kerendahan diri akan menjadi efek samping yang akan pasti menjadi hak milik kita. Hak milik kita, dan bukan dia. 
Bersabar adalah bukan tentang bangga mengakui bahwa kita bisa bersabar. Namun bersabar adalah tentang melatih jiwa yang angkuh mengakui kelebihan diri untuk bisa bersabar, dan legowo mengakui bahwa kesabaran dalam diri kita adalah hanya karena rahmat Allah. 
Bersabar adalah alternatif termudah dari sebuah jalan keluar bagi manusia yang tidak mampu menemukan jalan keluar. dan sabar adalah justru satu- satunya pertahanan yang paling kuat, ketika seseorang tidak mampu lagi mengatasi masalahnya. 
Bersabar adalah saham yang anda tanam di masa depan, atas sebuah nilai kemuliaan dan ketinggian derajat diri anda pribadi.
Bersabar adalah bukan tentang mengerti orang lain, namun adalah tentang memuliakan jiwa kita sendiri yang sungguh sedang liar demi mengangkat derajat kita sendiri di hadapan Allah. 
Bersabar adalah bukan hanya tentang menahan amarah, namun di dalamnya terkandung maksud untuk membengkokkan kerasnya gengsi, dan menyadari bahwa diri hanyalah seorang hamba yang harus belajar minta maaf, dan mengajarkan hati dalam luasnya memaafkan. 
Maka berbahagialah ketika masih ada dari batin kita yang berteriak protes dan mengatakan bahwa kita belumlah menjadi orang yang sabar. Hal itu berarti bahwa jiwa kebaikan masih hidup dalam diri kita. Dan mungkin sebenarnya kehendak kita sendirilah, suara kebaikan itu mati. Entah karena ketidakmauan kita menindak lanjuti "pemberitahuan" mereka, atau ketidaktahuan kita atas ilmu untuk menyikapi suara " pengumuman" tersebut. Dan maka benarlah bahwa Allah adalah maha membolak- balikkan hati, maka tidak ada yang patut untuk bermohon tentang supaya meneguhkan hati untuk mudah berkarib dengan kebaikan, kecuali hanya kepada Allah. 
Berbahagialah ketika masih sempat kita bermohon kepadanya, karena kita menyadari akan kesempatan kita yang masih ada untuk memohon. Bayangkan jika kehendak itu baru muncul setelah nafas sudah hampir lepas dari tenggorokan. Apa jadinya pula ketika permohonan itu baru melekat di mulut kita tapi setelah kita berada di alam kubur dan bertemu dengan  para malaikat? Maka jangan banyak salahkan diri anda terus menerus karena  sabar, yang pertama yang harus diterapkan justru adalah kepada diri sendiri. rasa sesal dan terpuruk tanpa ada kelanjutan untuk bangkit, hanya akan membawa kita semakin terpuruk. Namun juga jangan kasihani diri dengan terlalu, karena hal itu juga akan menjadi poin tambahan yang melembekkan jiwa dan mengikis semangat.
Bersabar adalah sama sekali bukan tentang sifat, tapi adalah tentang sebuah keputusan. Maka buatlah keputuskan anda!.
Pandai bersabar adalah juga bukan bakat, tapi logika sehat yang sangat mengerti tentang akibat.  karena sudah berapa banyak kasus ceroboh yang mempersulit diri, dan apakah harus kita lakukan lagi dan lagi karena kita kurang bersabar?
Sabar adalah hak milik pribadi yang beriman, salah satunya adalah tentang keyakinannya akan janji Allah yaitu, “Bersama setiap kesulitan, datang kemudahan”. Hal inilah yang membentuk jiwa ramah mereka untuk melihat kehidupan ini yang seharusnya akan pasti mudah, karena tidak akan ada niatan Allah untuk menyulitkan Kita.
Ketika jiwa letih dengan berbagai hal yang semakin menyibukkan kita, maka berilah jeda kepada diri untuk sejenak mengkaji berbagai kesulitan yang semakin memberatkan itu.

Karena Aku Begitu Merindukan Surga



Terkisah seorang sahabat yang tengah menjenguk sahabat wanitanya. Sang sahabat tengah menderita penyakit parah sehingga membuatnya terbaring sakit bertahun- tahun. Tidak terhitung sudah, berapa banyak biaya dan usaha yang telah dilakukannya untuk berobat. Namun Allah belum menghendaki kesembuhan atasnya. 

.•♥♥•.¸.•*¨) '"....Bahagia Dalam Diri Adalah...


Menjadi bahagia, bukanlah karena sikap orang lain yang menyenangkan atau menyakiti kita. Tetapi menjadi bahagia adalah karena pilihan kita sendiri untuk menjadi bahagia.
Menjadi bahagia adalah tentang bagaimana kita mensetting hati, pikiran dan laku dan keseharian kita, dan semua itu adalah terletak diatas keinginan dan kemauan kita sendiri.
Ketika definisi tentang bahagia kita letakkan dengan cara banyak menguliti orang lain dan meminta mereka bersikap begini dan begitu, yang tentunya mengharuskan mereka mengikuti apa yang kita mau, saat itulah sebenarnya kekurangan adalah menjadi milik kita dan bukan mereka.
Betapa tidak, dalam menyusun rencana pembahagiaan diri kita tersebut, maka harus dihadirkan adanya sikap memaksa, tak jarang malah berakhir dengan konflik. Padahal dengan bersabar, hal itulah yang bukan hanya menjadikan kita lebih bahagia, tapi sekaligus memberi peluang kita untuk lebih mulia.
Lalu, apakah ada kebahagiaan dalam kesabaran? Tentu saja ada. Seseorang yang beriman kepada Allah, akan selalu bahagia dalam sabarnya. Hal ini wajar, karena pikirannya akan tertuju kepada nikmat pahala dan kebahagiaan akherat yang pasti Allah berikan sebagai balasannya. Dan sekali lagi, hal ini hanya berlaku hanya untuk para hati yang benar- benar beriman kepada Allah.
Selanjutnya, dalam kesabaranpun juga terkandung kebahagiaan yang lain. Seperti kata pepatah, bahkan batupun bisa akan berlubang jika ditetesi air secara terus menerus. Garis hidup yang memang tidak mudah di lalui pada awalnya dengan sikap yang bernama sabar, namun di episode akhir, InsyaAllah kita akan berhasil mengubah seseorang, yang tanpa sadar justru akan mencontoh banyak hal baik yang telah kita lakukan, hanya karena kita mampu bersabar.  Dan adalah sebuah kepastian bagi siapapun yang akhirnya menemui dirinya di masa depan menjadi pribadi yang disegani dihadapan kawan maupun lawan.
Selain itu, ada sebagian orang yang mampu untuk bahagia dengan mensyaratkan ini dan itu kepada dirinya sendiri dan orang lain, dimana semua itu seakan melampaui batas kewajaran. Atau dalam kata lain, tiada rasa syukur dalam kamus hidupnya. Dan apakah sebenarnya dia bahagia ketiika telah terpenuhi segala yang dia inginkan ?. Mungkin tidak. Karena yang ada, bahkan sebenarnya dia menjadikan hidup yang sekali kali nya ini, menjadi budak dari ambisinya yang tiada habis dan dan tidak ada ujungnya.
Nafsunya merongrong terus tanpa batas dan waktu. Sungguh, sebenarnya dia adalah orang yang paling sengsara, banyak tertipu dan paling pantas dikasihani. Dan tidak mustahil, justru bahkan dalam akhir kisah hidupnya, dia belum sempat menikmati kebahagiaan yang hakiki, yaitu berada dekat Allah subhanahu wataala, karena jatah hidupnya sudah habis untuk keperluan nafsunya sendiri. Padahal ketika maut telah merenggutnyapun, dunia yang selama ini di belanya, tidak serta merta akan mati dan mengikutinya, kecuali meninggalkannya dan hanya mengingatnya dalam nama "kenangan". 
Maka jadilah pahlawan bagi diri sendiri, yaitu yang mampu mengangkat derajat diri sendiri lewat kesabaran, dan hadiahi diri kita selalu dengan sebuah rasa syukur kepada Allah. Sungguh, orang yang damai dan bahagia dengan dirinya, sesungguhnya tidak memerlukan apa- apa lagi, Kecuali Allah, yang Maha membantu dalam menyelesaikan masalahnya, dan selalu akan menyertai hari- harinya. Dan dengan begitu, bisa disimpulkan pula, bahwa dia telah menjadi pemimpin terbaik atas dirinya, yaitu dengan menyandarkan pilihan dan keluh kesahnya dengan yang Maha Menyelesaikan, saja.  Dan ketika kita sudah merasa memiliki dan begitu dekat dengan Allah, maka semudah itu kita akan mutuskan, ternyata gampang mendapatkan sebuah bahagia.

Kedamaian Hati Dalam Iman




Hidup tak selalunya menawarkan kemulusan jalan takdir yang membuat kita selalu merasa bahagia dan bahagia. Ada kalanya Allah mencobakan pada diri kita, untuk bertemu dengan episode fitnah, kebencian dan efek samping dari rasa iri pada diri orang lain yang tak menyukai kita. Hal itu kadang mau tak mau memaksa diri untuk harus melaluinya, walau dengan bagaimana rasanya hati dan keadaan logika. Dan bagaimanakah sikap terbaik bagi kita saat harus harus menjadi pelakon dari semua itu?  


Sejarah telah mengukir sebuah kisah mulia, dari pribadi yang dirindukan oleh surga, Rasulullah Sallallahu alaihi wassalam, yang dari beliau kita bisa mendapatkan banyak pelajaran dari sebaik- baiknya panutan. Tak terkecuali tentang keanggunan dan kedamaian beliau dalam menghadapi fitnah, kebencian, permusuhan, dan hal- hal negatif lain yang digariskan Allah untuk menjadi cobaan dalam hidupNya. 


Dan kemuliaan itu terwujud dalam indahnya akhlak  beliau yang seakan menjadi mutiara dalam hati orang beriman. Mutiara tentang ketinggian budi, yang membedakannya dengan sebuah batu. Mutiara yang bisa tetap muncul dan bersinar, walaupun dia dipaksa untuk ditenggelamkan dalam lumpur. Dan jadilah nama beliau terabadikan hingga akhir jaman, sebagai seorang pribadi yang identik dengan mulia, sesosok manusia yang disegani lawan dan di hormati kawan, dan bahkan sangat dirindukan surga. 


Semua adalah karena kesholehan beliau, serta akses kuat hatiNya yang selalu bergantung penuh kepada yang Maha Hidup, Dan yang maha melihat, Allah Subhanahu Wataala. Tiada sama sekali kekhawatiran akan predikat penyair gila, tukang sihir, dan atau pendusta, yang telah disematkan kepada beliau dari orang- orang kafir. Yang beliau Lakukan hanyalah percaya, bahwa jika cobaan itu hadir, maka semua adalah bagian dari rencana Allah, seperti yang telah Allah firmankan dalam Al Quran yang mulia, 


"Katakanlah (Muhammad), tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah bertawakal orang-orang yang beriman." (QS. At Taubah: 51). 


Dan begitulah, ketika hati telah berserah kepada sang Allah, maka akhirnya semuapun kemudian terasa begitu tenang, dan mengalir seperti dalamnya aliran sungai, yang sama sekali tidak terlihat beriak. 


Maka sunggguh, seluruh rentetan polusi fitnah yang mampir di telinga, akan dengan mudah pergi, sebelum mereka meninggalkan bekas jejak mereka di hati orang- orang yang selalu Mengingat kebesaran dan Maha sempurnanya Allah Subhanahu Wataala. Dan ketika mereka berbuat salah dan menyakiti sesama, sebelum orang lain menghujat dan menjelaskan tentang kesalahannya, maka hati nuraninya sendiri yang akan mengingatkan dan menghukumnya. Maka dari itu, dengan mudahnya pula, meluncur kata maaf seraya tekad kuat untuk memperbaiki kesalahannya. Namun ketika mereka tidak mendholimi seseorang, betapapun niat jahat orang lain terasa sangat memojokkan dan mengkambing hitamkannya, maka dengan tenang dan penuh tawakkal dia akan melewati ujian itu, bahkan seraya mendoakan tetap tentang yang terbaik bagi orang yang telah menjahatinya. 


Dan semua hanyalah masalah waktu. Waktu  yang akan menguji keseriusan seseorang tentang seberapa benar yang telah dikatakannya benar. Dan waktu pula yang akan menjawab, tentang kamuflase kebenaran yang memang pada awalnya ditunjukkan sebagai benar, apakah tetap benar, dan atau berakhir dengan sebaliknya. Akhirnya, waktu pula yang akan memberi kesimpulan akhir tentang suatu pendapat kita


Lalu, mengapa kita masih harus bersedih dengan sebuah fitnah atau perkiraan manusia yang hanya berdasar pada referensi pikiran dan indra mereka yang sangat terbatas. Dan sudahkah kita mendahulukan ridho Allah dan pendapatNya, atas sesuatu yang kita perbuat atau kita ucapkan? Maka sudah saatnya jujur pada nurani kita sendiri.  


 (Syahidah/ voa-islam.com)



Peristiwa wanita ke neraka pada malam Mikraj


Sayidina Ali k.w. berkata: "Saya dengan Fatimah pergi menghadap Rasulullah s.a.w. Kami dapati beliau sedang menangis, lalu kami bertanya kepadanya, apakah yang menyebabkan ayahanda menangis, ya Rasulullah?"      Baginda s.a.w. menjawab: "Pada malam aku diisrak hingga ke langit, di sana aku melihat perempuan dalam keadaan amat dahsyat. Dengan sebab itu aku menangis mengenangkan azab yang diterima mereka."
Ali bertanya: "Apakah yang ayahanda lihat di sana?" Rasulullah s.a.w. menjawab: "Aku lihat ada perempuan digantung rambutnya, otak kepalanya menggelegak. Aku lihat perempuan digantung lidahnya, tangannya diikat ke belakang dan timah cair dicurah ke dalam halkumnya (tekak).
"Aku lihat perempuan yang digantung kedua-dua kakinya terikat, tangannya diikat ke ubun-ubunnya, didatangkan ular dan kala. Aku lihat perempuan yang memakan dagingnya sendiri, di bawahnya dinyalakan api neraka. Aku lihat perempuan mukanya hitam dan memakan tali perutnya sendiri. "Aku lihat perempuan yang telinga pekak dan matanya buta, diisikan ke dalam peti yang diperbuat daripada api neraka, otaknya keluar daripada lubang hidung, badan bau busuk kerana penyakit kusta dan sopak.
"Aku lihat perempuan yang kepalanya seperti babi, badannya seperti himar dengan pelbagai kesengsaraan dihadapinya. Aku lihat perempuan yang rupanya seperti anjing, kala dan ular masuk ke kemaluannya, mulut dan pelepasnya (punggung). Malaikat memukulnya dengan corong api neraka."
Fatimah pun bertanya kepada ayahandanya: "Ayahanda yang dikasihi, beritakanlah kepada anakanda, apakah kesalahan yang dilakukan oleh perempuan itu?"
Rasulullah s.a.w. menjawab: "Fatimah, adapun perempuan tergantung rambutnya itu adalah perempuan yang tidak menutup rambut daripada bukan muhrimnya. Perempuan tergantung lidahnya ialah perempuan yang menggunakan lidahnya untuk memaki dan menyakiti hati suaminya.
"Perempuan yang digantung susunya adalah perempuan yang menyusukan anak orang lain tanpa izin suaminya. Perempuan kedua-dua kakinya tergantung itu ialah perempuan yang keluar dari rumahnya tanpa izin suaminya.
"Perempuan tidak mahu mandi daripada suci haid dan nifas ialah perempuan yang memakan badannya sendiri, juga kerana ia berhias untuk lelaki bukan suaminya dan suka mengumpat orang.
"Perempuan yang memotong badannya sendiri dengan gunting api neraka kerana ia memperkenalkan dirinya kepada orang asing, bersolek dan berhias supaya kecantikannya dilihat lelaki lain.
"Perempuan diikat kedua kakinya dan tangannya ke atas ubun-ubunnya, disuakan ular dan kala kepadanya kerana ia boleh sembahyang tetapi tidak mengerjakannya dan tidak mandi janabah.
"Perempuan kepalanya seperti babi dan badannya seperti himar ialah ahli pengumpat dan pendusta. Perempuan rupanya seperti anjing ialah perempuan yang suka membuat fitnah dan membenci suaminya.
Seterusnya Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud: "Perempuan menyakit hati suami dengan lidahnya pada hari kiamat nanti Allah jadikan lidahnya sepanjang 70 hasta kemudian diikat di belakang tengkoknya."
Abu Bakar as-Sidik mengatakan, aku dengar Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud: "Perempuan menggunakan lidah untuk menyakiti hati suaminya ia akan dilaknat dan kemurkaan Allah."
Usamah bin Zaid menceritakan, bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud: "Aku berdiri di atas syurga, kebanyakan yang masuk ke dalamnya adalah golongan miskin dan orang kaya tertahan di luar pintu syurga kerana dihisab. Selain daripada itu ahli neraka diperintahkan masuk ke dalam neraka, dan aku berdiri di atas pintu neraka, aku lihat kebanyakan yang masuk ke dalam neraka adalah perempuan."
Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud: "Aku lihat api neraka, tidak pernah aku melihatnya seperti hari ini, kerana ada pemandangan yang dahsyat di dalamnya aku saksikan kebanyakan ahli neraka adalah perempuan."
Rasulullah s.a.w. ditanya, mengapa ya Rasulullah? Baginda s.a.w. menjawab: "Perempuan mengkufurkan suaminya dan mengkufurkan ihsannya, Jika engkau membuat baik kepadanya seberapa banyak pun dia belum berpuas hati dan cukup." (Hadis riwayat Bukhari) - lanh _ 

★★★★Menggunakan nama Kunyah adalah Sunnah★★★★.



Pakaian Kami..


Oleh
Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat


Kun-yah adalah setiap nama yang dimulai baik dalam sebutan panggilan atau tuisan dengan Abu Fulan atau Abu Fulanah bagi laki-laki. Contohnya seperti : Abu Abdillah (dari nama Abdullah), Abu Unaisah (kun-yahnya penulis). Dn Ummu Fulan atau Ummu Fulanah bagi perempuan. Contoh seperti : Ummu Abdillah atau Ummu Unaisah.

Kun-yah merupakan sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang telah ditinggalkan oleh sebagian kaum muslimin khususnya di negeri kita ini. Dan kun-yah juga merupakan kemuliaan bagi orang yang dikun-yahkan [1]. Kun-yah merupakan kebiasaan kaum muslimin dan warisan yang turun temurun dari zaman ke zaman sampai mereka meninngalkannya. Demikian seriusnya perhatian ulama terhadap masalah kun-yah sehingga kalau kita membaca kitab-kitab rijalul hadits, kita akan dapati bab kun-yah tersendiri. Bahkan sebagian ulama memerlukan menyusun kitab khusus berbicara tentang masalah kun-yahnya para perawi hadits. Seperti Imam Muslim dengan kitabnya Al-Kuna wal Asma dan Imam Ad-Dulabiy dengan kitabnya Kitabul kuna wal Asma.

Tentang sunahnya berkun-yah ini sangat luas sekali diantaranya.

Pertama : Bolehnya seorang itu berkun-yah meskipun dia belum menikah yang dengan sendirinya belum mempunyai anak. Seperti Anas bin Malik dikun-yahkan dengan Abu Hamzah atau Abu Hurairah yang namanya Abdurrahman dikun-yahkan dengan Abu Hurairah padahal keduanya belum menikah.

Kedua : Atau seorang yang telah menikah akan tetapi belum mempunyai anak atau tidak mempunyai anak sama seperti Aisyah dikun-yahkan dengan Ummu Abdillah. Padahal Aisyah tidak mempunyai anak dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dia dikun-yahkan dengan nama kemenakannya yaitu Abdullah bin Zubair anak Asma bin Abi Bakar Ash-Shidiq. [2]

Ketiga : Bolehnya seorang berkun-yah dengan yang bukan dengan nama anak-anaknya seperti Abu Bakar. Padahal dia tidak mempunyai anak yang bernama Bakar. Dan Umar dikun-yahkan dengan Abu Hafs padahal dia tidak mempunyai anak yang bernama Hafs. Dan lain-lain shahabat banyak sekali.

Keempat : Boleh memberi kun-yah kepada anak yang masih kecil berdasarkan riwayat shahih dibawah ini.

"Artinya : Dari Anas, dia berkata : Adalah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam orang yang paling baik akhlaknya. Dan aku mempunyai saudara laki-laki yang dipanggil (dikun-yahkan) dengan Abu Umair -dan dia sudah disapih-. Dan beliau apabila datang (yakni ke rumah Anas) berkata, Ya, Aba Umair, apa yang telah diperbuat oleh Nughair?"

"Berkata Anas, Nughair yang dipakai bermain oleh Abu Umair".

Dikeluarkan oleh Bukhari (no. 6129, 6203) di kitab Shahihnya dan dikitabnya Adabul Mufrad (no. 847), Muslim (6/177), Abu Dawud (no. 4969), Tirmidzi (333, 1990) dan Ibnu Majah (no. 3720) dan lain-lain.

Hadits yang mulia ini memberi fawaa-id yang demikian banyak dengan mengumpulkan seluruh jalannya dan lafadz-lafadznya sampai enam puluh faedah sebagaimana diterangkan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar di Al-Fath (no. 6203) di antaranya ialah bolehnya memberi kun-yah kepada anak-anak yang masih kecil sebagaimana Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memberi kun-yah kepada saudara Anas yang masih kecil dengan Abu Umair. [3]

Kelima : Bolehnya memberi kun-yah kepada seseorang dengan sesuatu yang ada pada orang tersebut. Seperti Ali bin Abi Thalib dikunyah-kan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan Abu Turab (yang artinya bapak tanah). Kejadiannya ketika Ali sedang tidur di masjid punggungnya ketutupan tanah, lalu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membangunkannya sambil berkata, Ya, Aba Turab bangunnlah! [4]

Keenam : Bolehnya seseorang mempunyai lebih dari satu kun-yah seperti Ali, selain dikun-yahkan dengan Abu Turab, dia pun dikun-yahkan dengan Abu Hasan mengambil nama anaknya yang pertama yaitu Hasan.

Ketujuh : Bolehnya berkun-yah dengan anak laki-laki atau anak perempuan.

Kedelapan : Bolehnya berkun-yah bukan dengan nama anak tertua, akan tetapi yang telah maklum berkun-yah dengan anak tertua mengambil perbuatan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau berkun-yah dengan anak tertua beliau yaitu Abul Qasim. Dan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Hani, Maka (kun-yah)mu adalah Abu Syuraih. Mengambil anak tertua Hani, yaitu Syuraih.

Kesembilan : Lantaran berkun-yah merupakan Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan kemuliaan atau penghormatan kepada orang yang dikun-yahkan, maka tidak ada kun-yah bagi orang kafir karena tidak ada kemuliaan dan kehormatan bagi mereka kecuali mereka tidak dikenal melainkan dengan kun-yahnya.

Kesepuluh : Telah berselisih para Ulama tentang hukum berkunyah dengan kun-yah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sesudah terjadi kesepakatan (ijma') di antara mereka tentang Sunnahnya memberi nama dengan nama beliau yaitu Muhammad atau Ahmad. Barangkali yang lebih mendekati kebenaran -wallahu a'lam- illat (sebab) larangan beliau terbatas dimasa hidup beliau agar tidak terjadi kesamaran di waktu berbicara atau memanggil. Ketika beliau telah wafat maka dengan sendirinya illat tersebut pun hilang. Lebih lanjut bacalah masalah ini di Fat-hul Baari (no. 6187 dan seterusnya)d dan di Tuhfatul Maudud bab 8 fasal 7.

Perhatian!
Patutlah seseorang jangan menghilangkan namanya lantaran dia berkun-yah kecuali dia telah masyhur dengan kun-yahnya sehingga namanya tidak dikenal atau hampir-hampir tidak dikenal seperti Abu Hurairah atau Abu Bakar.

[Disalin dari kitab Menanti Buah Hati Dan Hadiah Untuk Yang Dinanti, Penulis Abdul Hakim bin Amir Abdat, Penerbit Darul Qolam Jakarta, Cetakan I Th 1423H/2002M]

_________
Footnotes
[1]. Oleh karena itu tidak patut memberi kun-yah kepada orang-orang kafir karena tidak ada kemuliaan bagi mereka kecuali mereka telah masyhur dengan kun-yahnya.
[2]. Sunan Abi Dawud (no. 4970), Adabul Mufrad (no. 850, 851) oleh Imam Bukhari
[3]. Syarah Muslim Kitabul Adab oleh Imam An-Nawawi
[4]. Fat-hul Baari (no. 6204) Adabul Mufrad (852)


Sumber artikel : http://www.almanhaj .or.id/content/ 2489/slash/ 0

➜Di Balik Hari Perayaan Cinta❤❤




Tanggal 14 Februari selalu di identikan dengan hari spesial bagi orang yang tengah jatuh cinta, atau kasmaran. Hari ini biasa disebut sebagai hari kasih sayang, yang terkenal di kalangan anak muda di sebut dengan “Valentine Day”, yaitu hari dimana orang secara terbuka (baca : bebas) mengungkapkan rasa sayang dan cinta lewat berbagai cara, baik itu rayuan gombal atau kata mutiara cinta, ditambah lagi hadiah coklat, bunga, boneka dan sebagainya.
Sebenarnya,valentine day itu berasal dari jaman Yunano Kuno. Dan disana, bulan februari memang biasa diidentikkan dengan hari penghormatan terhadap pernikahan dewa mereka, yaitu Dewa Zeus dengan Hera. Itulah mengapa pada pertengahan Februari selalu dilakukan pesta pora memeriahkan hari kasih sayang para dewa mereka.
Kata "Valentine Day" itu sendiri baru tersebutkan secara tertulis di abad pertengahan (sekitar abad 14) lewat tulisan sastra Geoffrey Chaucer di abad ke-14 yang berjudul “Parlement of Foules (Percakapan Burung-Burung)” :
"For this was sent on Seynt Valentyne's day
When every foul cometh there to choose his mate"
Nah, hal yang tidak ketinggalan di "hari perayaan cinta" adalah Cupid. Cupid atau dalam bahasa latinnya di sebut Amor, atau Eros, dan dalam bahasa Inggris juga biasa disebut sebagai The Desire (yang memiliki arti sebagai ‘hasrat’, ‘nafsu’, atau ‘syahwat’). Cupid biasa digambarkan sebagai sosok bayi montok nan rupawan dan bersayap dengan panah di tangannya. Namun ada pula penggambaran Cupid sebagai seorang lelaki rupawan yang bersayap. Hanya saja,dalam bentuk yang masih bayi ato dewasa sekalipun, si Cupid ini tetap aja digambarkan tanpa memakai baju alias bugil. Bisa jadi, inilah pesan asli dari yang mereka sebut sebut sebagai “Cinta” yaitu sesungguhnya adalah “Hasrat atau Nafsu syahwat”.
Sosok Cupid yang juga punya sayap dan busur yang di taruh di atas atau di bawah tulisan: “Be My Valentine’s…” . Dalam kepercayaan pagan, Cupid merupakan anak dari Nimrod ‘The Hunter’ alias Dewa Matahari (Raja Namrudz) dengan Dewi Aphrodite, Sang Dewi Kecantikan yang popular dengan sebutan Dewi Venus. Bahkan dalam mitologi  di kisahkan kalau ibu kandungnya pun tertarik secara seksual dengan cupid dan melakukan perzinaan dengan anaknya sendiri!. Naudzubillah. Dan ternyata, hal seperti itu dianggap sesuatu yang lumrah di masyarakat pagan Roma.
Cupid atau Eros ini dianggap sebagai Dewa atau Tuhan Cinta, karena raganya yang sangat rupawan, maka dari itu tidaklah heran jika dalam mitologi Yunani dan Roma Kuno, kesempurnaan ragawi dan juga syahwat  memang sangat diagungkan. Para dewa dewi yang mereka sembah, simbolnya pastilah dalam bentuk sosok manusia, laki-laki dan perempuan, yang dianggap sempurna tubuh dan juga kecantikan maupun ketampanannya. Jika seorang dewi maka mereka disimbolisasikan dalam ribuan patung dan juga lukisan, sebagai seorang perempuan muda yang cantik, memiliki tubuh yang menggoda, dan mempunyai hasrat yang bergelora. Ini sama dengan penggambaran mereka tentang para dewanya, yang digambarkan sebagai seorang laki-laki perkasa, rupawan, dan juga sama-sama menyimpan hasrat yang dahsyat.
Naudzubillah...
Dan begitulah sekilas tentang Valentine Day dan sekutu- sekutunya, yang seharusnya kita ketahui. Sebenarnya, Hari Valentine tidak akan semeriah ini jika tidak ada tangan dingin dari para pebisnis. Dengan kata lain, banyak pebisnis yang seharusnya menjadi penanggung jawab atas kelestarian budaya ini. Seperti yang kita ketahui bersama, para pebisnis selalu mencari celah untuk mendapatkan keuntungan. Nah, Celah ini  termasuk juga perayaan-perayaan keagamaan, yang oleh mereka dijadikan juga sebagai ‘perayaan bisnis’. Uang yang jadi tujuan akhir mereka mengalir deras lewat pembelian kartu ucapan, bahkan di dunia Barat sendiri, bisnis kartu ucapan pada hari Valentine mencapai rekor tertinggi setelah Hari Natal. Kebanyakan yang membeli kartu ucapan Valentine adalah perempuan yang mencapai prosentase lebih dari 80%. Ini belum termasuk penjualan bunga, media massa, coklat, dan sebagainya. Lalu, masihkah ada kepedulian mereka bahwa perayaan ini juga adalah yang termasuk yang merusak moral dan kemanusiaan?.
(Syahidah/voa-islam.com)

❤❤Bukti Keistimewaan Wanita Dalam Islam❤❤


muslimah


Siapa yang dapat memungkiri bahwa islam memanglah rahmat bagi semesta alam. Islam adalah juga satu- satunya agama yang menentramkan lahir dan batin manusia. Barang siapa yang mengikutinya, maka kemuliaan akan melingkupinya. Barang siapa menyelaminya, maka kedamaian yang akan selalu menyertainya.
Islam, menyematkan kemuliaan dalam diri seorang wanita. Sang pesona dunia ini, diajarkan Oleh Allah Subhanahu Wata’ala  untuk tetap menjadi indah dan yang terindahkan. Namun sayang, banyak manusia yang lemah iman dan lemah ilmu yang justru tidak bisa menikmati dan menyadari keindahan itu dalam hati mereka. Dan begitulah, Allah telah menutup hati, dan indrawi mereka, dalam begitu kencangnya fitnah yang tujuan akhirnya sangat jelas, yaitu melucuti keindahan wanita itu sendiri, dengan cara merendahkan mereka layaknya hewan, atau bahkan lebih rendah dari itu. Naudzubillah...
Di dalam islam, wanita di perintahkan oleh Allah untuk menutup Aurat para wanita. Sungguh sesuatu yg mahal harganya akan dijaga bahkan disimpan dan di rawat dengan sangat hati- hati dan di hadiahkan pula tempat  teraman dan terbaik. Apakah pernah kita melihat seseorang membuang intan begitu saja di jalanan?.
Jilbab adalah identitas kemuliaan seorang muslimah, dan sekaligus benteng mereka dari berbagai gangguan orang- orang jahat yang mempunyai niat jahat kepada mereka. Maka maha benarlah Allah dalam firmannya,
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)
Dan di dalam Islam, seorang wanita jika dihadapkan kepada suaminya, memanglah ketaatan yang harus dilakukannya. Namun, seorang laki- laki wajib pula taat kepada ibunya 3 kali lebih utama dari sang ayah?. Maka perhatikan baik- baik wasiat rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam, berikut ini...
"Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari Muslim)
Diantara banyak fitnah yang di hembuskan oleh para musuh- musuh islam, adalah hal yang menyangkut poligami. Mereka mengatas namakan penderitaan wanita yang di dramatisir sedemikian rupa, agar terlihat lebih simpatik. Bahkan sebenarnya betapa kasihan mereka tentang hal ini. Tingkah polah mereka semakin membuktikan kekurangan akal pada diri mereka. Apakah sudah sampai pada mereka bahwa bila seorang lelaki khawatir tidak dapat berlaku adil dalam berpoligami, maka dituntunkan kepadanya untuk hanya menikahi satu wanita. Dan ini termasuk pemuliaan pada wanita di mana pemenuhan haknya dan keadilan suami terhadapnya diperhatikan oleh Islam, seperti Allah firmankan di dalam Al Quran,
“Namun bila kalian khawatir tidak dapat berbuat adil maka nikahilah satu wanita saja.” (QS. An Nisa: 3)
Begitu di muliakannya wanita dalam islam, bahkan para suami, yaitu manusia yang paling berhak atas istri- istri mereka, tetap diperintahkan oleh Allah untuk tidak boleh berbuat sewenang- wenang kepada istri mereka.
“Dan bergaullah kalian (para suami) dengan mereka (para istri) secara patut.” (An-Nisa`: 19)

Hal tersebut tetap berlaku walaupun sang suami dalam keadaan tidak menyukai istrinya. Seperti firman Allah berikut ini
“Kemudian bila kalian tidak menyukai mereka maka bersabarlah karena mungkin kalian tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (An-Nisa`: 19)
Dan Memanglah,  kasih sayang islam begitu sangat melingkupi kaum yang memang diciptakan Allah lebih lemah dari pada laki- laki ini. Maka dari itu, ketika wanita menerima warisan, memanglah wanita mendapat jatah kurang dari laki- laki. Bukan karena tidak adanya keadilan Allah disana, tapi sungguh harta yang jumlahnya kurang dari para laki- laki itu hanya menjadi milik pribadinya dan para wanita tidak perlu menyerahkannya suaminya. Sedangkan saat para lelaki atau suami menerima warisan, maka sudah menjadi kewajiban laki- laki itu untuk menggunakan hartanya demi kebutuhan seluruh keluarga, anak- anak dan istrinya.
Dalam lemahnya fisik dan kurangnya Akal karena lebih di dominasi perasaanya, wanita memang haruslah tetap melalui sebuah fase perjuangan terbesar yang membuatnya harus bersusah payah. Ya, selama mereka mengandung dan melahirkan anak, adalah perjuangan yang begitu sangat menguras waktu emosi, pikiran, tenaga dll.  Tetapi Kasih sayang Allah memang tiada batas. Ketika para wanita hamil, setiap saat mereka akan didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk Allah di mukabumi ini, dan ketika kematian ternyata datang atas mereka saat melahirkan, maka syahid akan Insyaallah akan di raihnya.
Dari Jâbir ibn ‘Atîk, Rasulullah saw. bersabda: "Mati syahîd ada tujuh, selain mati terbunuh dalam perang fîsabilillah, yaitu: (1) mati karena penyakit thâ‘ûn (semacam penyakit kelenjar), (2) mati karena tenggelam ,(3) mati karena penyakit lambung ,(4) mati karena sakit perut, (5) mati karena terbakar, (6) mati karena tertimpa reruntuhan, dan (7) perempuan yang mati karena hamil/melahirkan."
Pahala mati syahîd layak diberikan kepada ibu hamil/melahirkan dan meninggal, karena proses melahirkan adalah proses mengadu nyawa dan sama dengan perang membela agama Allah. Selain itu, kaum wanita berperan besar dalam pengembangbiakan keturunan. Dengan bersedianya seorang wanita untuk hamil, berarti ia telah mengemban amanat dan mewujudkan proses penyempurnaan sifat kefeminimannya.
Tidak itu saja, keistimewaan seorang wanita adalah ketika mereka diperbolehkan untuk memasuki pintu Syurga melalui mana pintu manapun yang disukainya. Dan untuk semua itu, para wanita cukuplah melalui 4 syarat saja : Sholat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat suaminya dan menjaga kehormatannya.
"Apabila seorang isteri telah mendirikan sholat lima waktu dan berpuasa bulan Ramadhan dan memelihara kehormatannya dan mentaati suaminya, maka diucapkan kepadanya: Masuklah Surga dari pintu surga mana saja yang kamu kehendaki."
(Riwayat Ahmad dan Thabrani)
Maka sudah selayaknya, para pemilik mulut lancang yang tanpa ilmu mendengungkan topeng “kemerdekaan” bagi kaum wanita itu, menginsyafkan perbuatan mereka karena telah habis- habisan menyalakan propaganda untuk membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar, sehingga wanita banyak yang terjerumus sebagai korban dari rencana mereka, dan kemudian membenci aturan islam.  Mereka yang tiada segan menfitnah agama mulia ini dengan dalih memerdekakan muslimah dari belenggu. Entah belenggu semacam apa yang mereka maksud, namun satu yang pasti bahwa kedengkian mereka atas islam, adalah sudah menjadi sebuah kepastian.
Sungguh, bahkan cara Islam memuliakan wanita itu lebih dari sekedar benar- benar tampak bagi logika waras manusia. Lalu satu pertanyaan pun akhirnya muncul bagi kita para wanita, “maka nikmat Rabb kamu manakah yang kamu dustakan?” (QS Ar-Rahman: 13).

~★★★★♥♥✿✿ Yang Tidak Bisa Diucapkan Sang Ayah★★★★♥♥✿✿ ~



★♥♥✿✿✿✿❤❤★★★★★★★★♥♥✿✿✿✿❤❤★


Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja di perantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya, akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya. Lalu bagaimana dengan Papa ? Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari. 
Tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?!

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?!

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil, Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu. Kemudian Mama bilang..., “Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya, Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka..." 
Tapi sadarkah kamu?! Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba. Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas..., “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”. 
Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?!

Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata..., “Sudah dibilang! kamu jangan minum air dingin !”. Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. 
Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja, kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan..., “Tidak boleh !”. Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?! Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat-sangat luar biasa berharga. Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu. Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama. 
Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?!

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia… Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu. 
Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?!

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya. Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir. Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut-larut, ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang disangat ditakuti Papa akan segera datang... “Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa”.

Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur. Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata-mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti… Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa.

Ketika kamu menjadi gadis dewasa. Dan kamu harus pergi kuliah di kota lain, Papa harus melepasmu di bandara. Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu ? Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini-itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat. Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata..., “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”. Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT… kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Di saat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa. Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan… Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah..., “Tidak…. Tidak bisa!”, Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan..., “Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu”. 
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?!

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana. Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”.

Sampai saat seorang teman lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya. Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin. Karena Papa tahu… Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya… Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang dianggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia… Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi ke belakang panggung sebentar, dan menangis ? Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa… Dalam lirih doanya kepada Allah, Papa berkata: 
“Yaa Allah tugasku telah selesai dengan baik…. Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik… Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”

Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk… Dengan rambut yang telah dan semakin memutih… Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya… Papa telah menyelesaikan tugasnya…

❤❤❤★★★★ ~ Bukan Aku Tak Cinta ~ -★★★★❤❤❤






❤❤❤❤❤❤❤❤❤


Si kecil Alifia menunggu dengan antusias. Kaki kecil nya bolak balik melangkah dari ruang tamu ke pintu depan. Dilirik nya jalan raya depan rumah. "Belum ada!" katanya dalam hati. Alifia masuk lagi. Keluar lagi. "Belum ada lagi." Masuk lagi. Keluar lagi. Begitu terus selama hampir 1 jam. Suara si Mbok yang menyuruhnya berulangkali untuk makan duluan tidak digubrisnya. Pukul 18.30 tedengar suara klakson.

"Tinnnnnnnnn... Tiiinnnnnnnnnn...

Alifia kecil melompat girang. Ibu pulang! Ayah pulang! Dilihatnya dua orang yang sangat dicintainya itu masuk ke rumah.

Yang satu langsung menuju ke kamar mandi. Yang satu menghempaskan diri di sofa sambil mengurut urut kepala. Wajah-wajah yang letih setelah bekerja seharian, mencari nafkah bagi keluarga. Bagi si kecil Alifia juga yang belum mengeerti banyak. Di otak nya yang kecil, Alifia cuma tahu, ia kangen Ibu dan Ayah, dan ia girang Ibu dan Ayah pulang.

"Ibu... Ibu... Ibu... Ibu..." Alifia menggerak-gerakkan tangan ibu. Ibu diam saja.

Dengan cemas Alifia bertanya, " Ibu sakit ya? Mananya yang sakit? Ibu, mana yang sakit?"

Ibu tidak menjawab. Hanya mengeryitkan alis sambil memejamkan mata.

Alifia makin gencar bertanya, "Ibu... Ibu... Mana yang sakit? Alifia ambilin obat ya? Ya? Ya?"

Tiba-tiba...

"Alifia...!!! Kepala Ibu lagi pusing! Kamu jangan berisik!" Ibu membentak dengan suara tinggi.

Kaget. Alifia mundur perlahan. Matanya menyipit. Kaki kecil nya gemetar. Bingung. Alifia salah apa? Alifia sayang Ibu... Alifia salah apa? Karena takut, Alifia menyingkir ke sudut ruangan. Mengamati Ibu dari jauh, yang kembali mengurut-urut kepalanya. Otak kecil Alifia terus bertanya-tanya, "Ibu, Alifia salah apa? Ibu tidak suka dekat-dekat Alifia? Alifia mengganggu Ibu? Alifia tidak boleh sayang ibu?"

Berbagai peristiwa sejenis terjadi. Dan otak kecil Alifia merekam semua.

Maka tahun-tahun berlalu. Alifia tidak lagi kecil. Alifia bertambah tinggi. Alifia tumbuh menjadi seorang remaja. Alifia mulai beranjak menuju dewasa.

"Tinnnnnnn....... Tinnnnnnnnnnnn.....!!!"

Ibu pulang. Ayah pulang. Alifia menurunkan kaki dari meja. Mematikan TV. Buru-buru naik ke kamarnya, dan mengunci pintu. Menghilang dari pandangan.

"Alifia mana?" tanya Ibu yang baru datang.

"Sudah makan duluan, Tuan, Nyonya." Jawab si Mbok.

Malam itu mereka kembali hanya makan berdua. Dalam kesunyian berpikir dengan hati yang terluka. "Mengapa anakku sendiri, yang kubesarkan dengan susah payah, dengan kerja keras, nampaknya tidak suka menghabiskan waktu bersama-sama dengan ku? Apa salah ku? Apa dosaku? Ah, anak zaman sekarang memang tidak tahu hormat sama orang tua! Tidak seperti zaman dulu."

Di atas, Alifia mengamati dua orang yang paling dicintainya dalam diam. Dari jauh dimana dia tak akan mengganggu mereka. Dari tempat di mana ia tidak akan terluka.

"Ibu, Ayah, katakan padaku... BAGAIMANA CARANYA MEMELUK KALIAN...???!!!" ❤❤❤