Jumat, 02 Maret 2012

Tips membuang perasaan cinta, elak hati menjadi lalai

Bismillahirrahmanirrahim~ In The Name of Allah The Most Gracious and The Most Merciful.


Salam to all readers~ =) Menjawab persoalan seseorang.


Sebenarnya tak ada tips untuk ‘membuang perasaan cinta kepada seseorang’ tapi cuma ada ‘tips mengawal perasaan cinta itu untuk mengelak hati menjadi lalai’. Anda juga boleh rujuk post ini dan ini. Sebab kita tak mampu nak buang fitrah itu cuma mampu mengawalnya.

~!CINTA SEORANG SAHABAT!~

Sejak kebelakangan ni, saya asyik dengan kerja-kerja sekolah yang bertimbun. Baru-baru ni, saya luangkan sedikit masa bersama seorang rakan. Saya agak terkejut dengan perkhabarannya. Dia dan dua orang lagi sahabatku sedang dilema cinta. Ya Allah! Banyak yang saya ketinggalan tentang cerita sahabat-sahabat saya. Walaupun belajar sama-sama, namun, masa yang selalu mencemburui saya sering menghalangi saya dan sahabat-sahabat untuk bersama dan meluahkan isi hati masing-masing.

YA ALLAH, AKU LUPA!

Bila umur semakin dewasa..
Aku semakin tunjuk kuasa..
Kata Abah aku balas berjela-jela..
Nasihat Ibu aku buat selamba..

Renungan Muhasabah.."cermin diri"

Bismillah minal Awwali wal Akhiri ...
Dalam keseharian kehidupan kita, begitu sangat sering dan nikmatnya ketika kita bercermin. Tidak pernah bosan barang sekalipun padahal wajah yang kita tatap itu-itu juga, aneh bukan?! Bahkan hampir pada setiap kesempatan yang memungkinkan kita s...elalu menyempatkan diri untuk bercermin. Mengapa demikian?

Ketika Kehendak Allah Tidak Dapat Kita Fahami...

“….. Dan bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia adalah baik untukmu, Bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia buruk bagimu. Dan Allah mengetahui, sedangkan kalian tidak mengetahui.” (Al-Baqarah ; 216).

Kecemburuan Allah

Bismillahi minal Awwali wal Akhiri ,,
Allah cemburu terhadap hamba-Nya, jika hati hamba itu tidak terisi cinta, ketakutan, dan harapan kepada-Nya, dan sebaliknya diisi dengan hal-hal lain selain Allah. Allah menciptakan hamba untuk menyembah-Nya dan memilihNya diantara semua makhluk-Nya. Dalam sebuah atsar... Ilahy disebutkan, “Wahai anak Adam, Aku menciptakanmu untuk diri-Ku dan Aku menciptakan segala sesuatu untukmu. Dengan hakKu atas dirimu maka janganlah engkau menyibukkan diri dengan apa-apa yang Kuciptakan bagi dirimu dan mengabaikan tujuan Ku-ciptakan dirimu”

Dalam atsar lain disebutkan, “Aku menciptakanmu untuk Diri-Ku, maka janganlah bermain-main, dan Aku menjamin bagi dirimu dengan rezeki-Ku, maka janganlah merasa payah. Wahai anak Adam carilah Aku niscaya engkau akan mendapati Aku. Jika engkau mendapatkan Aku, niscaya engkau akan mendapatkan segala sesuatu. Jika Aku tidak mendapatkan dirimu, niscaya engkau tidak akan mendapatkan segala sesuatu. Aku lebih baik bagi dirimu dari segala sesuatu.”

Allah juga cemburu terhadap hamba-Nya jika lidahnya tidak digunakan untuk menyebut Asma-Nya dan sibuk menyebut nama selain Allah. Dia cemburu terhadap hamba-Nya, jika anggota tubuhnya tidak digunakan untuk menaati-Nya dan sibuk untuk mendurhakai-Nya. buruk amat seorang hamba jika Pelindungnya cemburu terhadap hati, lidah, dan anggota tubuhnya. Padahal tidak seharusnya Dia cemburu terhadap semua itu.

Jika Allah menghendaki suatu kebaikan terhadap hamba-Nya, maka Dia akan menguasai hatinya. Jika dia berpaling dari-Nya dan sibuk mencintai selain-Nya, maka hatinya akan dipenuhi dengan berbagai macam siksaan hingga akhirnya dia mengembalikan hatinya kepada Allah. Jika anggota-anggota tubuhnya disibukkan dengan hal-hal yang bukan merupakan ketaatan kepada-Nya, maka Dia akan menimpakan berbagai macam siksa. Inilah gambaran kecemburuan Allah terhadap hamba-Nya. karena Allah cemburu terhadap hamba-Nya yang mukmin, maka Dia pun cemburu terhadap diri dan kehormatannya. Allah tidak akan membiarkan orang rusak untuk membiarkan orang rusak untuk berbuat semena-mena terhadap kehormatannya, sebagai gambaran kecemburuan Allah terhadap orang yang Mukmin itu....

Amalkan Enam Perkara Untuk Meringankan Musibah

Bismillahirrahmanirrahim.

Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad S.A.W. keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.

Sahabat yang dirahmati Allah,

Orang mukmin sentiasa reda dengan apa saja ujian atau musibah yang berlaku keatas dirinya. Sifat reda dan sabar ketika menghadapai suasana genting adalah akan mendapat ganjaran yang besar daripada Allah S.W.T.

Menurut Ibn Qayyim dalam kitab Zad al-Ma'ad musibah yang berlaku boleh diringankan dengan enam cara :

1. Mengikut petunjuk Allah dan mengikhlaskan ibadah kepada-Nya.
2. Mencari ilmu yang syar'i.
3. Bertaubat daripada dosa-dosa.
4. Mengamalkan zikir yang berterusan.
5. Berbuat baik kepada semua makhluk.
6. Melakukan mujahadah.

Huraiannya adalah seperti berikut :
1. Mengikut petunjuk Allah dan mengikhlaskan ibadah kepada-Nya.

Firman Allah S.W.T maksudnya : "Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredaan-Nya kejalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gelita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka kejalan yang lurus."

(Surah al-Maidah ayat 16).

Al-Quran merupakan sumber utama ajaran Islam, di mana di dalamnya terkandung hidayah dan petunjuk bagi setiap muslim dalam menjalani kehidupan agar selamat dan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Ada beberapa macam hidayah al-Quran kepada manusia iaitu mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya Ilahi. Ajaran al-Quran membimbing manusia agar keluar dari kegelapan yang berupa kekafiran, kesesatan dan kebodohan menuju cahaya Ilahi yang berupa keimanan, keislaman dan ilmu pengetahuan.

Kita perlu mengikhlaskan beribadah kepada Allah S.W.T. Ikhlas selalunya lahir dari hati.yang luhur dan mengharapkan reda Allah S.W.T. semata-mata. Inilah akan menjadi kunci kesempurnaan dan kejayaan segala amal. Allah S.W.T. akan menerima perbuatan atau amal yang dilakukan dengan ikhlas.

Firman Allah S.W.T. maksudnya : "Sesungguhnya kami menurunkan Al-Quran ini kepadamu wahai Muhammad dengan membawa kebenaran,oleh itu hendaklah engkau menyembah Allah dengan mengikhlaskan segala ibadat kepadaNya"

Ingatlah hak yang wajib dipersembahkan kepada Allah ialah segala ibadat dan amalan yg suci bersih dari segala rupa syirik.

Nabi S.A.W. bersabda maksudnya : "...Kemudian Allah bertanya kepada orang yang beribadat dengan ikhlas. Dia menjawab, “Dengan kemuliaan dan ketinggianMu, Engkau lebih tahu apa yang aku kehendaki. Aku menghendaki zikir kepadaMu dan mengharap redaMu.” Allah berfirman maksudnya : “Benar hamba-Ku.” Dia pun dihantar ke syurga. (Hadis Riwayat Thabrani)

2. Mencari ilmu yang syar'i.
Mencari ilmu yang syar'i perlu menghadiri majlis ilmu dan tazkirah yang di adakan di masjid atau di surau. Mendengar dengan khusyuk penyampaian ilmu daripada guru-guru yang arif.

Nabi S.A.W. bersabda yang maksudnya, ”Barangsiapa menuntut ilmu bererti menuntut jalan ke syurga”.

(Hadis Riwayat Muslim)

Imam Asy-Syatiby di dalam kitab Al Muwafaqot, “Ilmu yang muktabar menurut syara’ adalah ilmu yang mendorong pemiliknya untuk beramal, yang tidak membiarkan pemiliknya mengikuti hawa nafsunya bagaimanapun ia, bahkan ia mengikat pengikutnya dengan ilmu tersebut, yang membawa pemiliknya mematuhi aturan-aturan-Nya suka atau tidak suka”.

3. Bertaubat daripada dosa-dosa.
Sebagai seorang hamba kepada Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, tidak ada permohonan yang lebih besar dari permohonan keampunan dari segala noda dan dosa. Setiap satu dosa yang kita kerjakan akan terjadi satu titk hitam pada hati-hati kita. Apabila terlalu banyak dosa yang dilakukan secara sedar atau tidak maka titik-titik hitam itu akan menjadi banyak hingga hati itu menjadi hitam pekat. Apabila hati sudah menjadi hitam maka selaput inilah yang menjadi hijab kepada Allah S.W.T

Sabda Nabi S.A.W. yang bermaksud :

"Sesungguhnya Allah membuka tangan selebar-lebarnya pada waktu siang untuk menerima taubat mereka yang melakukan dosa pada waktu malam, dan membuka tangan selebar-lebarnya pada waktu malam untuk menerima taubat mereka yang melakukan dosa pada waktu siang. Hal ini berkekalan sehinggalah matahari terbit dari sebelah barat."

Sabda Rasulullah S.A.W. yang bermaksud :

"Barangsiapa melazimi meminta ampun kepada Allah, nescaya Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dari setiap kesempitan dan menjadikan baginya jalan lapang dari setiap kesusahan serta Allah memberi rezeki kepadanya dari punca yang tidak disangka-sangka."

4. Mengamalkan zikir yang berterusan.
Sifat orang-orang mukmin lidahnya sentiasa basah berzikir kepada Allah S.W.T. Dengan berzikir hati akan menjadi tenteram, bahagia dan damai kerana perhubungan ketika itu adalah perhubungan terus kepada Allah S.W.T.

Firman Allah S.W.T. maksudnya : "Orang-orang yang mengingati Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”

(Surah Al Imran Ayat 191)

Rasulullah S.A.W. bersabda maksudnya : “Orang yang membaca ‘Laailaha illallah’ di dalam keadaan penuh keikhlasan di dalam hatinya atau iman bersamaan dengan sebiji barli, maka ia akan dikeluarkan dari neraka jahanam. Dan orang yang membaca kalimah ini dan di dalam hatinya terdapat keikhlasan atau iman bersamaan sebesar biji gandum maka ia akan dikeluarkan dari api Neraka Jahanam dan orang yang membaca dengan penuh kebaikan atau iman maka ia juga akan dikeluarkan daripada api Neraka Jahanam”.

Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Nabi S.A.W. bersabda maksudnya : "Sesungguhnya Allah s.w.t Yang Maha Memberkati lagi Maha Tinggi memiliki para malaikat yang mempunyai kelebihan yang diberikan oleh Allah S.W.T. Para malaikat selalu mengelilingi bumi. Para malaikat sentiasa memerhati majlis-majlis zikir. Apabila mereka dapati ada satu majlis yang dipenuhi dengan zikir, mereka turut mengikuti majlis tersebut di mana mereka akan melingkunginya dengan sayap-sayap mereka sehinggalah memenuhi ruangan antara orang yang menghadiri majlis zikir tersebut dan langit. Apabila orang ramai yang hadir dalam majlis tersebut beredar, para malikat naik ke langit."

5. Berbuat baik kepada semua makhluk.
Menyebabkan dada menjadi lapang. Sifat orang mukmin akan berbuat baik kepada semua makhluk Allah S.W.T. di muka bumi. Samaada kepada manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan. Terutama kepada kedua ibu bapa, saudara mara, jiran tetangga dan anak yatim dan fakir-miskin.

Allah S.W.T. berfirman maksudnya :

“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan dari bisik-bisik mereka, kecuali siapa yang menyuruh bersedekah, kebaikan, atau mendamaikan antara manusia. Dan barangsiapa yang melakukan hal itu dengan mencari reda Allah, maka Kami akan memberikannya pahala yang besar.” (Surah an-Nisa ayat 114)

Allah ‘Azza wa Jalla mengabarkan bahwa semua hal di atas adalah bagi sesiapa pun yang merealisasikannya, serta kebaikan akan mengundang kebaikan dan menolak keburukan. Juga Allah ‘Azza wa Jalla janjikan bagi mukmin yang mengharap pahala-Nya, maka Allah akan memberikan pahala yang besar. Termasuk dari pahala yang besar itu adalah hilangnya kerisauan, kesusahan, kekeruhan hati, dan seterusnya.

6. Melakukan mujahadah .
Dengan melakukan mujahadah seseorang boleh mengikis sifat-sifat negatif yang ada pada dirinya. Pada adatnya tidak mungkin kita sampai pada lapangan makrifat terhadap Allah SWT apabila kita tidak mahu bermujahadah, tidak mahu melihat kelemahan-kelemahan yang terkandung dalam diri kita, lebih-lebih lagi kelemahan itu berupa penyakit hati.

Oleh itu Allah SWT telah berfirman yang bermaksud: “Orang-orang yang berjuang di jalan Kami, sesungguhnya Kami akan memberi petunjuk mereka itu pada jalan-jalan Kami, dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang membuat kebaikan.”

"Mujahadah” yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah memerangi hawa nafsu yang mengatasi segala kelemahan diri untuk mencapai dengan sempurna keredaan Allah SWT. Tegasnya, orang-orang yang mengerjakan sesuatu yang tidak baik bererti ia mendatangkan kekurangan pada peribadinya sendiri. Umumnya tabiat manusia tidak menghiraukan keaiban-keaiban tetapi mengutamakan pada hal-hal yang dianggap baik.

Bermujahadah melawan nafsu bererti berperang dengan diri kita sendiri. Apa yang di sukai oleh hawa nafsu akan disukai oleh diri kita sendiri. Hanya dengan ilmu yang tepat sahaja kita dapat menilai apakah kehendak itu baik atau jahat. Namun setakat tahu buruk atau baiknya belum cukup untuk kita mampu melaksanakan atau meninggalkan. Kita perlu bermujahadah dan terus bermujahadah. Ramai manusia yang tahu tapi tidak mahu melaksanakannya.

Dan ramai juga manusia yang mahu tapi tidak mampu kerana sentiasa mendapat bisikan syaitan , syaitan tidak pernah tidur. Begitu juga nafsu, musuh yang tidak pernah tahu erti lesu. Sedikit sahaja kita terleka, pasti kita di tipu dan dihasutnya.

Sahabat yang dimuliakan,

Apabila hati sentiasa berhubungan dengan Allah S.W.T, berdoa dan bermunajat, Allah S.W.T. akan meringankan segala bebanan dan penderitaan kita. Musibah yang datang juga akan diringankan oleh-Nya. Oleh it marilah kita sama-sama amalkan enam perkara yang tersebut di atas semoga kita menjadi hamba-hamba Allah yang dikasihi dan diredai-Nya.

MENATAP HIDUP

Ikhwati fillah…..
Malam ini ku coba melukiskan pelangi hati ini untukmu yang jauh di sana, malam yang gelap dengan sebatang lilin menemaniku.
Aku dibalut kesepian diantara dinding -dinding kerinduan dan jeruji-jeruji
 batas yang menghijabku dari orang-orang yang tercinta.
waktu ternyata begitu cepat bergulir tiada henti, sementara diri ini semakin rapuh dimamah-mamah rentangan zaman, dan tak terasa sudah setahun lebih kepergianku dari tanah pertiwi.
Ikhwati, kepergianku bukanlah karena tamasya, tapi aku ingin beribath dalam kebosanan-kebosanan yang membungkus jiwa.
Barang kali ikhwati, senyuman manis kan berubah menjadi lautan air mata, dan wanginya parfum kan berganti menjadi keringat perjuangan yang melelahkan.

Ikhwati…..
Aku pergi bukan sekedar mencari ilmu, akan tetapi ada beban berat yang terpikul di pundak ini, sementara luka-lukaku semakin parah, aku ingin mengobati luka-luka itu sembari  mentarbiyyah diri yang dhoif ini. Ya, aku ingin pergi tuk membalut luka-luka dalam perjuangan yang diberkahi ini, aku ingin sedikit merasakan hijrah dari negeri dan orang tua, serta orang-orang tercinta demi dien ini, aku ingin melatih diri ini menelan pahitnya kesabaran, meretasa amal yang diberkahi.
Aku ingin mencambuki diri dalam penjara suci yang dibatasi jeruji-jeruji kerinduan, aku ingin memahat dan mengangkat cita  dan cinta ini menembus langit menuju ridho-Nya.
Dan aku ingin…ya, aku ingin memaksa diri yang dhoif ini tuk tegari dalam memamah-mamah hari di masa fajar yang sedang puncut dan berkembang ini, karena aku tahu sangat tidak pantas bagi seorang rijal duduk berleha-leha sementara saudara-saudaranya melinagkan airmata, meneteskan keringat dan mencucurkan darah segarnya demi menyuburkan tanah-tanah perjuangannya.
Tiada lagi harapan selain kepada Alllah SWT,  kemudian kepada pemuda-pemudi yang rela menjual diri di jalan Allah SWT dengan jiwa dan harta mereka tuk tinggikan dien ini, kami sangat merindukan akhi dan ukhti, para pemuda yang bersiteguh dalam dien ini, sebenarnya hati kami selalu menangis melihat saudara-saudara kita digiring ke lembah neraka sambil tertawa terbahak-bahak.

Ikhwati fillah…
Tidak sadarkah bahwa mata ini terlalu lelah tuk menyaksikan kemaksiatan yang telah dianggap biasa?? tidak fahamkah bahwa kedua telinga ini betul-betul bosan tuk degarkan lagu dan nyayian syaitan yang diperjual-belikan di pasaran??.
Akhi, jika tidak kepada Allah SWT kemudian kepada pemuda-pemudi yang ikhlas beriltizam, lantas kepada siapa lagi dien ini kan menjadi tegak????
Apakah antum akan memaksaku berkhayal menikmati kejayaan dien ini di balik para pemuda-pemudi yang terlalu bakhil dalam menjual dirinya dengan syurga????
Akhi wa ukhti, aku sangat merindukan hari-hari seperti di zaman rosululloh SAW dan sahabatnya, hari dimana wanita menjaga kehormatannya, hari dimana musuh-musuh Allah SWT tunduk tersungkur membayar jizyah, kami sangat merindukan dan menantikan  hari-hari itu sahabatku….
Bukan hari dimana kemaksiatan dipuja, para teroris dan pasukan iblis diberi tahta, atau hari dimana para wanita menjual harga dirinya demi selembar uang dengan berlumuran darah dan harga diri kehormatannya, atau demi sebutir sabun dan sebotol sampho merelakan harga dirinya disapu mata sembarang orang.

Ikhwati fillah…..
Aku merindukan hari-hari keteguhan berjuang laksana rosululloh SAW dan sahabatnya, mereka tak mengenal kata lelah dan goyah dengan terpaan yang menggoncang.

Ikhwti fillah….
Tak sadarkah siang dan malam musuh-musuh Allah SWT tak pernah lelah tuk memadamkan cahaya dien ini, mereka mengobarkan kemelut peperangan yang begitu dahsyat, oleh karena itu ikhwti, persiapkan dirimu tuk menjalani hari-hari yang bercucuran keringat dan air mata perjuangan, hanya rijal-rijal yang tangguh yang tetap tsabat dalam peperagan ini, adapun yang jiwanya kerdil dan ada benih kemunafikan ia akan beralasan absen dalam peperangan ini.
Memang akhi, dien ini hanya bisa dipikul oleh orang-orang yang tangguh dan bertekad baja yang azamnya menyeluruh di semua bidang alam islami, bukan sepotong-potong dan keluh kesah dalam menjalaninya.

Akhi wa ukhti fillah…..
Nikmatilah jalan ini dengan penuh keridhoan, karena walaupun engkau dalam jalan kebenaran dan selalu padat dengan aktivitas dakwah, ujian dan celaan akan tetap setia menemanimu. Namun ketegaranmu dalam perjuangan ini adalah faktor kemenagan yang begitu besar, gerangan apa yang membuatmu resah bila tipu daya musuh-musuh islam hanya menambah kepedihan kita, bagaimana keadaan mereka bila mereka tahu bahwa kita semakin dekat dengan Allah SWT di saat cobaan  berat menerkam kita..

Ikhwati fillah….
Jangan pernah berniat tuk menggugurkan diri dalam perjuangan ini, tiada lain kecuali keburukan bagi orang-orang yang menggugurkan diri dari prjuangan ini, dan sangat tidak pantas bagi orang yang keningnya bersujud kepada Allah SWT tuk membatalkan janjinya kepada AllahSWT.
Semua itu ikhwati fillah, tidak lain karena semau amal   islami dalam dien ini bukanlah amal sesaat, bukan pula amal di saat kita menjalani sekolah atau di kampus kuliyah, setelah lulus amal itu selasai semuanya, dan setelah itu pergilah masing-masing dengan profesinya sendiri-sendiri.
Bukan seperti itu ikhwati fillah….wallaahi bukan seperti itu, amal islami tak akan berhenti sebelum  kedua tapak kaki ini menginjakkan jannah-Nya.Ya!! amal islami tak akan berhenti sebelum  kedua tapak kaki ini menginjakkan jannah-Nya.

Akhi wa ukhti fillah…..
Jangan terlalu khawatir dengan jumlahmu yang sedikit, apa artinya banyak bila sebagai penonton dan komentator, betapa banyak golongan yang sedikit mengalahkan segolongan yang banyak dengan seizin Allah SWT, dan betapa sering kau saksikan semangat seribu orang dalam satu orang, dan sebaliknya sering pula kau lihat segumpulan orang padahal hanya satu orang saja. laa takhzan ikhwati.. laa takhzan!! Innallaha ma'anaa….
Ikhwati fillah….
Allah SWT telah membeli kita dengan jannah, tapi mengapa kita masih menginginkan dunia yang ibarat bangkai dan tak lagi berharga dari sayap nyamuk di mata Allah SWT.

Ikhwati…. kamipun tertakjub keheranan dengan jiwa-jiwa kita yang terlalu kerdil dan bakhil dalam jual beli yag diridhoi ini, kenapa kita masih saja enggan tuk meleburkan dan melelehkan diri dalam perjuangan ini, padahal Allah SWT maha menepati janjiya.
Kami telah lama menunggu antum ikhwati tuk bangun dari lelapnya kasur kemaksiatan dan masa kecil yang begitu suram dengan kejahiliyahan, kami menuggu antum ikhwati untuk berdiri dan berlari mengejar cita tertinggi sebagaimana mujahid  yang meraih syahadah di jalan Allah SWT, kami telah menantimu lama tuk tegakkan cita ini.

Ikhwati…..
Tiada lagi hari-hari tuk berjudi dengan waktu, kewajiban yang harus kita tunaikan jauh lebih banyak dari pada waktu yang tersedia, dan tempat peristirahatan kita bukan di sini ikhwati…dan tidak pantas kita berleha-leha sebelum kedua kaki ini menepak dalam jannah-Nya.
Sadarlah ikhwati, perjalanan ini masih terlalu panjang dan saat ini kita baru setapak menapakinya, tapi kenapa kita masih selalu saja berkeluh kesah, kenapa masih ada duka jika jalan ini adalah jalan menuju syurga, bukankah keluh kesah hanya akan menggugurkan pahala ini??.
Jangan kau kira perjalanan ini wangi dan bertabur bunga , perjalanan ini penuh luka dan air mata, dan  kau takan sedikitpun mengecap kejayaan sebelum kau menelan pahit ketirnya kesabran, ya!!  kau takan sedikitpun mengecap kejayaan sebelum kau menelan pahit ketirnya kesabran. Barang kali orang tua dan orang-orang tercinta harus kita tinggalkan demi menjunjung tinggi dien ini, oleh karena itu siapkanlah dirimu wahai saudaraku…karena keringat ini akan menetes, tabahkanlah dirimu mungkin air mata kedukaan akan melinag deras, dan barang kali tulang kita akan remuk hancur di antara sayatan-sayatan kepedihan yang mencabik diri.

Subhaanallah…
Dan kematian yang kita selalu lari darinya dalam perjuangan ini adalah teman sejatimu, penjara yang kita enggan memasukinya kan menjadi persinggahanmu, hinaan dan celaan kan menjadi pelangi penghias di dalam kehidupanmu, itulah jalan ini lakasana mengemban bara api.
Akan tetapi wahai ikhwati fillah…. sabarlah sedikit saja, sebentar lagi fajar islam akan terbit memancarkan merah saka di cakrawala dunia islam, kau pun akan saksikan ribuan pelangi islam di wajah ayu embun yang berbias mentari pagi. Oleh karena itu kita harus tegar setegar karang di lautan, tetap teguh meskipun gelombang menghadang, begitulah seharusnya pribadi muslim militan berjuang.
Saudaraku fillah….
Kalau bukan perjuangan di jalan Allah SWT, ya!!!  seandainya kalau bukan perjuangan di jalan Allah SWT, tentunya akan sangat kerdil jiwa ini menyapih kerinduan yang membisiki jiwa pengasingan, hanya yang tegar yang mengerti hakikatnya.
Itulah sebuah tarbiyyah, hiasi diri penuh dengan pesona….
Selamat berjuang wahai saudaraku.

Rabu, 29 Februari 2012

Ya Ukhtiy… Manakah Sosok Pemberanimu Itu???!!!!

Suatu hari, seorang ikhwan pernah berkata, “Cari akhowat (istri) seperti ‘aisyah itu gampang, banyak di pesantren-pesantren. Tapi cari yang seperti khodijah itu yang susah?”.
Salah seorang ummahat berkomentar sambil becanda, “Ya udah, gak usah nikah aja!”
Hmm…aisyah…khadijah….radliyallahu ‘anhuma..
Memang benar, sepertinya kini ummat telah ‘kosong’ dari mereke-mereka yang mampu meneladani para muslimah salaf lagi teladan itu. Meneladani mereka dalam memperjuangkan dien Islam. Dan kalau pun ada, sangat jarang ditemui.
Ya, Ummat ini kini membutuhkan muslimah layaknya ibunda khodijah rodliyallahu ‘anha, yang siap sedia menyalurkan seluruh harta kekayaan dan tenaganya untuk perjuangan dien Islam. Di mana beliau radliyallahu ?anha bukanlah seorang muslimah yang cengeng atau pun manja lagi lemah hati.
Lihatlah, betapa beliau menghibur Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam saat wahyu pertama turun. Beliau pulalah yang menemani perjuangan Rasulullah sampai akhir hidupnya, yang tak pernah berhenti untuk mengerahkan segala yang dimilikinya untuk diserahkan pada ummat Islam kala itu.
Ya ukhtiy, adakah kita mampu berperan seperti itu untuk suami kita dalam jalan jihad ini?
Tak jarang, banyak sekali muslimah yang masih bersikap manja dan terkadang tidak mampu berdiri sendiri saat ujian kemandirian itu datang. Banyak dari mereka yang sulit untuk memahami bagaimana ‘beratnya’ arah perjuangan jihad ini.
Bahkan terkadang istri-istri mujahideen yang ditinggal pergi berjihad atau mujahideen berada dalam kurungan musuh, tak mampu menanggung beban hidup, yang pada akhirnya menyerah. MasyaAllah…
Ummatiy….ummatiy…..Kini, kita membutuhkan pula sosok muslimah seperti ibunda aisyah radliyallahu ‘anha yang mampu menjadi sumber ilmu, di mana syubhat-syubhat yang menerjang Islam dan kaum muslimin, syubhat-syubhat yang menggembosai para ikhwan untuk tidak berjihad, mampu ditukasnya dengan dalil-dalil syar’i dengan hujjah-hujjah yang nyata yang mampu membungkam para penebar syubhat.
Tak bisa dipungkiri, saat ini banyaknya celaan, cemoohan dan cacian yang menerjang kaum muslimin, terutama mujahideen yang ?diserang? oleh syubhat-syubhat dari kalangan kaum muslimin sendiri. Ironis.
Ya, ukhtiy…mampukan kita membela islam dan kaum muslimin dengan hujah-hujjah yang syar’i? Di mana terkadang baru sebatas itulah yang dapat dilakukan oleh seorang muslimah yang dirinya belum Allah sampaikan ke tanah ribath/jihad…ke tanah para syuhada…
Mampukah kita membela mereka (ikhwan mujahideen) meski hanya dengan lisan kita?
Tak hanya sebatas itu, kini ummat membutuhkan sosok muslimah seperti shafiyah (bibi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam) serta nusaibah binti ka’ab radliyallahu ‘anhuma, yang siap berada di barisan panji jihad, menghunuskan pedangnya kepada musuh-musuh Allah, di kala para ikhwan di zaman kita ini lebih banyak hanya berada di balik tirai jihad fie sabilillah. Di kala ikhwan-ikhwan ini banyak yang bermental pengecut dalam mengusung jihad fie sabilillah. Hanya mereka-mereka yang Allah berikan karunia yang mampu menggerakkan hati dan raganya ke medan jihad fie sabilillah…
Ya, kita membutuhkan sosok seperti mereka radliyallahu ‘anhuma ini. Mereka yang tak ragu menebas leher para kuffar wa thawaghit sekaligus munafiquun. Mereka yang tak nyiut di kala berhadapan dengan musuh-musuh Allah dan mujahideen serta mampu mengharidl para mujahideen untuk berjihad.
Allahumma..Kini tak jarang pula kita temui mereka-mereka (para muslimah) yang takut hanya pada seekor tikus di rumahnya, atau menjerit ketakutan kala melihat cicak. MasyaAllah…
Di manakah kalian para muslimah yang mampu mengusungkan pedang setelah pedang itu tersimpang di sarungnya?
Adakah yaa muslimah?
Sungguh amat sedikit sekali mereka-mereka yang pemberani ini?
Demikian pula, ummat ini pun membutuhkan sosok muslimah seperti khonsa’ radliyallahu ‘anha, yang rela menjadikan anak-anaknya sebagai tebusan bagi kemuliaan dien Islam dan kaum muslimin.
Betapa, kita membutuhkan sosok seperti ummahat ini, yang tak ragu menjadikan buah hatinya untuk ‘tumbal’ fie sabilillah. Sehingga para ikhwan yang berjihad tak lagi memikirkan kesedihan ibundanya yang akan kehilangan dirinya, karena tekad ummahat ini bak karang yang kuat yang berazam akan mengahntarkan semuanya kepada kesyahidan di jalanNya…
Wahai ummiy, adakah kalian memenuhinya?
Kita benar-benar membutuhkan muslimah-muslimah seperti ini. Muslimah-muslimah yang siap menjadikan segalanya sebagai tebusan bagi kemuliaan dien Islam ini.
Lalu bagaimana di zaman kita ini?
Ya ukhtiy…,tidakkah kita lihat para mujahidah di bumi jihad sana?
Tidakkah kita jumpai sosok-sosok pemberani ini di bumi checnya, somalia, afghanistan, palestin dan sederet bumi jihad lainnya?
Sungguh di zaman kita ini telah ada sosok ummu muhammad (istri syaikh abdullah azzam rahimahullah), yang mengikhlaskan suami dan anak2nya syahid–insyaAllah–di jalan jihad. Sungguh telah ada di zaman kita ini sosok ummu islambuli yang merayakan walimahan anaknya (islambuli rahimahullah) dengan hurun ‘iin (bidadari surga) sesaat setelah anaknya dihukum mati oleh pemerintahan mesir karena ‘kejahatannya’ membunuh anwar saddat sang antek salibis dan zionis!
Sungguh pula, telah ada sosok teladan mujahidan-mujahidah sejati di zaman kita ini di bumi kandahar, checnya, palestin, pakistan?tengoklah mereka sebentar saudariku, dan renungkanlah pengorbanan mereka yang besar dalam jalan jihad ini…
Sungguh di bumi-bumi jihad sana, kan kita temui sosok-sosok mujahidah yang berani, di mana keberaniannya mungkin saja dapat mengalahkan keberanian kebanyakan ikhwan-ikhwan di zaman kita sekarang ini.
Ya ukhiy….adakah kita memenuhinya?
Adakah kita mengikuti uswah-uswah tersebut?
Tidakkah kita, minimal, mengharridl suami kita, anak kita, ayah kita, kakak kita, adek laki-laki kita…agar mereka berdiri di barisan jihad fie sabilillah?
Ya ukhiy…di manakah sosok dirimu yang pemberani itu?
Wahai cucu2 khansa’, adakah kita memenuhinya??

Perempuan yang di cintai suamiku

Kehidupan pernikahan kami awalnya baik2 saja menurutku. Meskipun menjelang pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Mario tampak baik dan lebih menuruti apa mauku.
Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam dan pergi kekantornya bekerja sampai subuh, baru pulang kerumah, mandi, kemudian mengantar anak kami sekolah. Tidurnya sangat sedikit, makannya pun sedikit. Aku pikir dia workaholic.<
Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia pulang kerja, itupun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia tidak pernah romantis, aku pikir, memang dia tidak romantis, dan tidak memerlukan hal2 seperti itu sebagai ungkapan sayang.
Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua, bahkan makan berdua diluarpun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di meja makan berdua, kami asyik sendiri dengan sendok garpu kami, bukan obrolan yang terdengar, hanya denting piring yang beradu dengan sendok garpu.Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran dikamar, atau main dengan anak2 kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat pendiam, aku menyangka dia memang tidak suka tertawa lepas.
Aku mengira rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahun pernikahan kami. Sampai suatu ketika, disuatu hari yang terik, saat itu suamiku tergolek sakit dirumah sakit, karena jarang makan, dan sering jajan di kantornya, dibanding makan dirumah, dia kena typhoid, dan harus dirawat di RS, karena sampai terjadi perforasi di ususnya. Pada saat dia masih di ICU, seorang perempuan datang menjenguknya. Dia memperkenalkan diri, bernama meisha, temannya Mario saat dulu kuliah.
Meisha tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah melihat mata yang begitu cantik seperti yang dia miliki. Matanya bersinar indah, penuh kehangatan dan penuh cinta, ketika dia berbicara, seakan2 waktu berhenti berputar dan terpana dengan kalimat2nya yang ringan dan penuh pesona. Setiap orang, laki2 maupun perempuan bahkan mungkin serangga yang lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita.
Meisha tidak pernah kenal dekat dengan Mario selama mereka kuliah dulu, Meisha bercerita Mario sangat pendiam, sehingga jarang punya teman yang akrab. 5 bulan lalu mereka bertemu, karena ada pekerjaan kantor mereka yang mempertemukan mereka. Meisha yang bekerja di advertising akhirnya bertemu dengan Mario yang sedang membuat iklan untuk perusahaan tempatnya bekerja.
Aku mulai mengingat2 5 bulan lalu ada perubahan yang cukup drastis pada Mario, setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan dalam sehari bisa menciumku lebih dari 3x. Dia membelikan aku parfum baru, dan mulai sering tertawa lepas. Tapi disaat lain, dia sering termenung didepan komputernya. Atau termenung memegang Hp-nya. Kalau aku tanya, dia bilang, ada pekerjaan yang membingungkan.
Suatu saat Meisha pernah datang pada saat Mario sakit dan masih dirawat di RS. Aku sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dengan wajah kesal, karena Mario tidak juga mau aku suapi. Meisha masuk kamar, dan menyapa dengan suara riangnya,
” Hai Rima, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini ? tidak mau makan juga? uhh… dasar anak nakal, sini piringnya, ” lalu dia terus mengajak Mario bercerita sambil menyuapi Mario, tiba2 saja sepiring nasi itu sudah habis ditangannya. Dan….aku tidak pernah melihat tatapan penuh cinta yang terpancar dari mata suamiku, seperti siang itu, tidak pernah seumur hidupku yang aku lalui bersamanya, tidak pernah sedetikpun !
Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya membelakangi aku saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku. Lebih sakit dari rasa sakit setelah operasi caesar ketika aku melahirkan anaknya. Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidak mau memakan masakan yang aku buat dengan susah payah. Lebih sakit daripada sakit ketika dia tidak pulang kerumah saat ulang tahun perkawinan kami kemarin. Lebih sakit dari rasa sakit ketika dia lebih suka mencumbu komputernya dibanding aku.
Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu. Meisha begitu manis, dia bisa hadir tiba2, membawakan donat buat anak2, dan membawakan ekrol kesukaanku. Dia mengajakku jalan2, kadang mengajakku nonton. kali lain, dia datang bersama suami dan ke-2 anaknya yang lucu2.
Aku tidak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan berhati bidadari itu? karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang bergejolak dihatinya.
Suatu sore, mendung begitu menyelimuti jakarta, aku tidak pernah menyangka, hatikupun akan mendung, bahkan gerimis kemudian.
Anak sulungku, seorang anak perempuan cantik berusia 7 tahun, rambutnya keriting ikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia berhasil membuka password email Papa nya, dan memanggilku, ” Mama, mau lihat surat papa buat tante Meisha ?”
Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu,
Dear Meisha,
Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung hatiku, aku tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan pada Rima. Aku mencintai Rima karena kondisi yang mengharuskan aku mencintainya, karena dia ibu dari anak2ku.
Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh2 mencintainya. Tidak ada perasaan bergetar seperti ketika aku memandangmu, tidak ada perasaan rindu yang tidak pernah padam ketika aku tidak menjumpainya. Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaannya. Ketika konflik2 terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa, tapi aku tidak sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan yang aku cari untuk mengisi kekosongan hatiku. Hatiku tetap terasa hampa, meskipun aku menikahinya.
Aku tidak tahu, bagaimana caranya menumbuhkan cinta untuknya, seperti ketika cinta untukmu tumbuh secara alami, seperti pohon2 beringin yang tumbuh kokoh tanpa pernah mendapat siraman dari pemiliknya. Seperti pepohonan di hutan2 belantara yang tidak pernah minta disirami, namun tumbuh dengan lebat secara alami. Itu yang aku rasakan.
Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik orang lain dan aku adalah laki2 yang sangat memegang komitmen pernikahan kami. Meskipun hatiku terasa hampa, itu tidaklah mengapa, asal aku bisa melihat Rima bahagia dan tertawa, dia bisa mendapatkan segala yang dia inginkan selama aku mampu. Dia boleh mendapatkan seluruh hartaku dan tubuhku, tapi tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya aku berikan untukmu. Meskipun ada tembok yang menghalangi kita, aku hanya berharap bahwa engkau mengerti, you are the only one in my heart.
yours,
Mario
Mataku terasa panas. Jelita, anak sulungku memelukku erat. Meskipun baru berusia 7 tahun, dia adalah malaikat jelitaku yang sangat mengerti dan menyayangiku.
Suamiku tidak pernah mencintaiku. Dia tidak pernah bahagia bersamaku. Dia mencintai perempuan lain.
Aku mengumpulkan kekuatanku. Sejak itu, aku menulis surat hampir setiap hari untuk suamiku. Surat itu aku simpan diamplop, dan aku letakkan di lemari bajuku, tidak pernah aku berikan untuknya.
Mobil yang dia berikan untukku aku kembalikan padanya. Aku mengumpulkan tabunganku yang kusimpan dari sisa2 uang belanja, lalu aku belikan motor untuk mengantar dan menjemput anak2ku. Mario merasa heran, karena aku tidak pernah lagi bermanja dan minta dibelikan bermacam2 merek tas dan baju. Aku terpuruk dalam kehancuranku. Aku dulu memintanya menikahiku karena aku malu terlalu lama pacaran, sedangkan teman2ku sudah menikah semua. Ternyata dia memang tidak pernah menginginkan aku menjadi istrinya.
Betapa tidak berharganya aku. Tidakkah dia tahu, bahwa aku juga seorang perempuan yang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya ? Kenapa dia tidak mengatakan saja, bahwa dia tidak mencintai aku dan tidak menginginkan aku ? itu lebih aku hargai daripada dia cuma diam dan mengangguk dan melamarku lalu menikahiku. Betapa malangnya nasibku.
Mario terus menerus sakit2an, dan aku tetap merawatnya dengan setia. Biarlah dia mencintai perempuan itu terus didalam hatinya. Dengan pura2 tidak tahu, aku sudah membuatnya bahagia dengan mencintai perempuan itu. Kebahagiaan Mario adalah kebahagiaanku juga, karena aku akan selalu mencintainya.
**********
Setahun kemudian…
Meisha membuka amplop surat2 itu dengan air mata berlinang. Tanah pemakaman itu masih basah merah dan masih dipenuhi bunga.
” Mario, suamiku….
Aku tidak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertama kali bekerja dikantormu, akan membawaku pada cinta sejatiku. Aku begitu terpesona padamu yang pendiam dan tampak dingin. Betapa senangnya aku ketika aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku mencintaimu, dan begitu posesif ingin memilikimu seutuhnya. Aku sering marah, ketika kamu asyik bekerja, dan tidak memperdulikan aku. Aku merasa diatas angin, ketika kamu hanya diam dan menuruti keinginanku… Aku pikir, aku si puteri cantik yang diinginkan banyak pria, telah memenuhi ruang hatimu dan kamu terlalu mencintaiku sehingga mau melakukan apa saja untukku…..
Ternyata aku keliru…. aku menyadarinya tepat sehari setelah pernikahan kita. Ketika aku membanting hadiah jam tangan dari seorang teman kantor dulu yang aku tahu sebenarnya menyukai Mario.
Aku melihat matamu begitu terluka, ketika berkata, ” kenapa, Rima ? Kenapa kamu mesti cemburu ? dia sudah menikah, dan aku sudah memilihmu menjadi istriku ?”
Aku tidak perduli,dan berlalu dari hadapanmu dengan sombongnya.
Sekarang aku menyesal, memintamu melamarku. Engkau tidak pernah bahagia bersamaku. Aku adalah hal terburuk dalam kehidupan cintamu. Aku bukanlah wanita yang sempurna yang engkau inginkan.
Istrimu,
Rima”
Di surat yang lain,
“………Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah, engkau tidak lagi sedingin es. Engkau mulai terasa hangat, namun tetap saja aku tidak pernah melihat cahaya cinta dari matamu untukku, seperti aku melihat cahaya yang penuh cinta itu berpendar dari kedua bola matamu saat memandang Meisha……”
Disurat yang kesekian,
“…….Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku.
Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tidak lagi marah2 padamu, aku tidak lagi suka membanting2 barang dan berteriak jika emosi. Aku belajar masak, dan selalu kubuatkan masakan yang engkau sukai. Aku tidak lagi boros, dan selalau menabung. Aku tidak lagi suka bertengkar dengan ibumu. Aku selalu tersenyum menyambutmu pulang kerumah. Dan aku selalu meneleponmu, untuk menanyakan sudahkah kekasih hatiku makan siang ini? Aku merawatmu jika engkau sakit, aku tidak kesal saat engkau tidak mau aku suapi, aku menungguimu sampai tertidur disamping tempat tidurmu, dirumah sakit saat engkau dirawat, karena penyakit pencernaanmu yang selalu bermasalah…….
Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap berusaha dan menantinya……..”
Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya… dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu disampingnya.
Disurat terakhir, pagi ini…
“…………..Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9. Tahun lalu engkau tidak pulang kerumah, tapi tahun ini aku akan memaksamu pulang, karena hari ini aku akan masak, masakan yang paling enak sedunia. Kemarin aku belajar membuatnya dirumah Bude Tati, sampai kehujanan dan basah kuyup, karena waktu pulang hujannya deras sekali, dan aku hanya mengendarai motor.
Saat aku tiba dirumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran dimatamu. Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya tidak sakit.
Tahukah engkau suamiku,
Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita pacaran, dan hampir 9 tahun kita menikah, baru kali ini aku melihat sinar kekhawatiran itu dari matamu, inikah tanda2 cinta mulai bersemi dihatimu ?………”
Jelita menatap Meisha, dan bercerita,
” Siang itu Mama menjemputku dengan motornya, dari jauh aku melihat keceriaan diwajah mama, dia terus melambai-lambaikan tangannya kepadaku. Aku tidak pernah melihat wajah yang sangat bersinar dari mama seperti siang itu, dia begitu cantik. Meskipun dulu sering marah2 kepadaku, tapi aku selalu menyayanginya. Mama memarkir motornya diseberang jalan, Ketika mama menyeberang jalan, tiba2 mobil itu lewat dari tikungan dengan kecepatan tinggi…… aku tidak sanggup melihatnya terlontar, Tante….. aku melihatnya masih memandangku sebelum dia tidak lagi bergerak……” Jelita memeluk Meisha dan terisak-isak. Bocah cantik ini masih terlalu kecil untuk merasakan sakit di hatinya, tapi dia sangat dewasa.
Meisha mengeluarkan selembar kertas yang dia print tadi pagi. Mario mengirimkan email lagi kemarin malam, dan tadinya aku ingin Rima membacanya.
Dear Meisha,
Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi marah2 dan selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang dengan tubuh basah kuyup karena kehujanan, aku sangat khawatir dan memeluknya. Tiba2 aku baru menyadari betapa beruntungnya aku memiliki dia. Hatiku mulai bergetar…. Inikah tanda2 aku mulai mencintainya ?
Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha. Dan besok aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan mobil mungil untuknya, supaya dia tidak lagi naik motor kemana-mana. Bukan karena dia ibu dari anak2ku, tapi karena dia belahan jiwaku….
Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terduduk disamping nisan Rima. Diwajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya telah terjadi, Mario. Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika seseorang itu telah pergi meninggalkan kita.
Jakarta, 7 Januari 2009
Perempuan yang dicintai suamiku
Kehidupan pernikahan kami awalnya baik2 saja menurutku. Meskipun menjelang pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Mario tampak baik dan lebih menuruti apa mauku.
Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam dan pergi kekantornya bekerja sampai subuh, baru pulang kerumah, mandi, kemudian mengantar anak kami sekolah. Tidurnya sangat sedikit, makannya pun sedikit. Aku pikir dia workaholic.
Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia pulang kerja, itupun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia tidak pernah romantis, aku pikir, memang dia tidak romantis, dan tidak memerlukan hal2 seperti itu sebagai ungkapan sayang.
Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua, bahkan makan berdua diluarpun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di meja makan berdua, kami asyik sendiri dengan sendok garpu kami, bukan obrolan yang terdengar, hanya denting piring yang beradu dengan sendok garpu.
Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran dikamar, atau main dengan anak2 kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat pendiam, aku menyangka dia memang tidak suka tertawa lepas.
Aku mengira rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahun pernikahan kami. Sampai suatu ketika, disuatu hari yang terik, saat itu suamiku tergolek sakit dirumah sakit, karena jarang makan, dan sering jajan di kantornya, dibanding makan dirumah, dia kena typhoid, dan harus dirawat di RS, karena sampai terjadi perforasi di ususnya. Pada saat dia masih di ICU, seorang perempuan datang menjenguknya. Dia memperkenalkan diri, bernama meisha, temannya Mario saat dulu kuliah.
Meisha tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah melihat mata yang begitu cantik seperti yang dia miliki. Matanya bersinar indah, penuh kehangatan dan penuh cinta, ketika dia berbicara, seakan2 waktu berhenti berputar dan terpana dengan kalimat2nya yang ringan dan penuh pesona. Setiap orang, laki2 maupun perempuan bahkan mungkin serangga yang lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita.
Meisha tidak pernah kenal dekat dengan Mario selama mereka kuliah dulu, Meisha bercerita Mario sangat pendiam, sehingga jarang punya teman yang akrab. 5 bulan lalu mereka bertemu, karena ada pekerjaan kantor mereka yang mempertemukan mereka. Meisha yang bekerja di advertising akhirnya bertemu dengan Mario yang sedang membuat iklan untuk perusahaan tempatnya bekerja.
Aku mulai mengingat2 5 bulan lalu ada perubahan yang cukup drastis pada Mario, setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan dalam sehari bisa menciumku lebih dari 3x. Dia membelikan aku parfum baru, dan mulai sering tertawa lepas. Tapi disaat lain, dia sering termenung didepan komputernya. Atau termenung memegang Hp-nya. Kalau aku tanya, dia bilang, ada pekerjaan yang membingungkan.
Suatu saat Meisha pernah datang pada saat Mario sakit dan masih dirawat di RS. Aku sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dengan wajah kesal, karena Mario tidak juga mau aku suapi. Meisha masuk kamar, dan menyapa dengan suara riangnya,
” Hai Rima, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini ? tidak mau makan juga? uhh… dasar anak nakal, sini piringnya, ” lalu dia terus mengajak Mario bercerita sambil menyuapi Mario, tiba2 saja sepiring nasi itu sudah habis ditangannya. Dan….aku tidak pernah melihat tatapan penuh cinta yang terpancar dari mata suamiku, seperti siang itu, tidak pernah seumur hidupku yang aku lalui bersamanya, tidak pernah sedetikpun !
Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya membelakangi aku saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku. Lebih sakit dari rasa sakit setelah operasi caesar ketika aku melahirkan anaknya. Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidak mau memakan masakan yang aku buat dengan susah payah. Lebih sakit daripada sakit ketika dia tidak pulang kerumah saat ulang tahun perkawinan kami kemarin. Lebih sakit dari rasa sakit ketika dia lebih suka mencumbu komputernya dibanding aku.
Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu. Meisha begitu manis, dia bisa hadir tiba2, membawakan donat buat anak2, dan membawakan ekrol kesukaanku. Dia mengajakku jalan2, kadang mengajakku nonton. kali lain, dia datang bersama suami dan ke-2 anaknya yang lucu2.
Aku tidak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan berhati bidadari itu? karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang bergejolak dihatinya.
Suatu sore, mendung begitu menyelimuti jakarta, aku tidak pernah menyangka, hatikupun akan mendung, bahkan gerimis kemudian.
Anak sulungku, seorang anak perempuan cantik berusia 7 tahun, rambutnya keriting ikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia berhasil membuka password email Papa nya, dan memanggilku, ” Mama, mau lihat surat papa buat tante Meisha ?”
Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu,
Dear Meisha,
Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung hatiku, aku tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan pada Rima. Aku mencintai Rima karena kondisi yang mengharuskan aku mencintainya, karena dia ibu dari anak2ku.
Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh2 mencintainya. Tidak ada perasaan bergetar seperti ketika aku memandangmu, tidak ada perasaan rindu yang tidak pernah padam ketika aku tidak menjumpainya. Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaannya. Ketika konflik2 terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa, tapi aku tidak sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan yang aku cari untuk mengisi kekosongan hatiku. Hatiku tetap terasa hampa, meskipun aku menikahinya.
Aku tidak tahu, bagaimana caranya menumbuhkan cinta untuknya, seperti ketika cinta untukmu tumbuh secara alami, seperti pohon2 beringin yang tumbuh kokoh tanpa pernah mendapat siraman dari pemiliknya. Seperti pepohonan di hutan2 belantara yang tidak pernah minta disirami, namun tumbuh dengan lebat secara alami. Itu yang aku rasakan.
Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik orang lain dan aku adalah laki2 yang sangat memegang komitmen pernikahan kami. Meskipun hatiku terasa hampa, itu tidaklah mengapa, asal aku bisa melihat Rima bahagia dan tertawa, dia bisa mendapatkan segala yang dia inginkan selama aku mampu. Dia boleh mendapatkan seluruh hartaku dan tubuhku, tapi tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya aku berikan untukmu. Meskipun ada tembok yang menghalangi kita, aku hanya berharap bahwa engkau mengerti, you are the only one in my heart.
yours,
Mario
Mataku terasa panas. Jelita, anak sulungku memelukku erat. Meskipun baru berusia 7 tahun, dia adalah malaikat jelitaku yang sangat mengerti dan menyayangiku.
Suamiku tidak pernah mencintaiku. Dia tidak pernah bahagia bersamaku. Dia mencintai perempuan lain.
Aku mengumpulkan kekuatanku. Sejak itu, aku menulis surat hampir setiap hari untuk suamiku. Surat itu aku simpan diamplop, dan aku letakkan di lemari bajuku, tidak pernah aku berikan untuknya.
Mobil yang dia berikan untukku aku kembalikan padanya. Aku mengumpulkan tabunganku yang kusimpan dari sisa2 uang belanja, lalu aku belikan motor untuk mengantar dan menjemput anak2ku. Mario merasa heran, karena aku tidak pernah lagi bermanja dan minta dibelikan bermacam2 merek tas dan baju. Aku terpuruk dalam kehancuranku. Aku dulu memintanya menikahiku karena aku malu terlalu lama pacaran, sedangkan teman2ku sudah menikah semua. Ternyata dia memang tidak pernah menginginkan aku menjadi istrinya.
Betapa tidak berharganya aku. Tidakkah dia tahu, bahwa aku juga seorang perempuan yang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya ? Kenapa dia tidak mengatakan saja, bahwa dia tidak mencintai aku dan tidak menginginkan aku ? itu lebih aku hargai daripada dia cuma diam dan mengangguk dan melamarku lalu menikahiku. Betapa malangnya nasibku.
Mario terus menerus sakit2an, dan aku tetap merawatnya dengan setia. Biarlah dia mencintai perempuan itu terus didalam hatinya. Dengan pura2 tidak tahu, aku sudah membuatnya bahagia dengan mencintai perempuan itu. Kebahagiaan Mario adalah kebahagiaanku juga, karena aku akan selalu mencintainya.
**********
Setahun kemudian…
Meisha membuka amplop surat2 itu dengan air mata berlinang. Tanah pemakaman itu masih basah merah dan masih dipenuhi bunga.
” Mario, suamiku….
Aku tidak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertama kali bekerja dikantormu, akan membawaku pada cinta sejatiku. Aku begitu terpesona padamu yang pendiam dan tampak dingin. Betapa senangnya aku ketika aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku mencintaimu, dan begitu posesif ingin memilikimu seutuhnya. Aku sering marah, ketika kamu asyik bekerja, dan tidak memperdulikan aku. Aku merasa diatas angin, ketika kamu hanya diam dan menuruti keinginanku… Aku pikir, aku si puteri cantik yang diinginkan banyak pria, telah memenuhi ruang hatimu dan kamu terlalu mencintaiku sehingga mau melakukan apa saja untukku…..
Ternyata aku keliru…. aku menyadarinya tepat sehari setelah pernikahan kita. Ketika aku membanting hadiah jam tangan dari seorang teman kantor dulu yang aku tahu sebenarnya menyukai Mario.
Aku melihat matamu begitu terluka, ketika berkata, ” kenapa, Rima ? Kenapa kamu mesti cemburu ? dia sudah menikah, dan aku sudah memilihmu menjadi istriku ?”
Aku tidak perduli,dan berlalu dari hadapanmu dengan sombongnya.
Sekarang aku menyesal, memintamu melamarku. Engkau tidak pernah bahagia bersamaku. Aku adalah hal terburuk dalam kehidupan cintamu. Aku bukanlah wanita yang sempurna yang engkau inginkan.
Istrimu,
Rima”
Di surat yang lain,
“………Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah, engkau tidak lagi sedingin es. Engkau mulai terasa hangat, namun tetap saja aku tidak pernah melihat cahaya cinta dari matamu untukku, seperti aku melihat cahaya yang penuh cinta itu berpendar dari kedua bola matamu saat memandang Meisha……”
Disurat yang kesekian,
“…….Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku.
Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tidak lagi marah2 padamu, aku tidak lagi suka membanting2 barang dan berteriak jika emosi. Aku belajar masak, dan selalu kubuatkan masakan yang engkau sukai. Aku tidak lagi boros, dan selalau menabung. Aku tidak lagi suka bertengkar dengan ibumu. Aku selalu tersenyum menyambutmu pulang kerumah. Dan aku selalu meneleponmu, untuk menanyakan sudahkah kekasih hatiku makan siang ini? Aku merawatmu jika engkau sakit, aku tidak kesal saat engkau tidak mau aku suapi, aku menungguimu sampai tertidur disamping tempat tidurmu, dirumah sakit saat engkau dirawat, karena penyakit pencernaanmu yang selalu bermasalah…….
Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap berusaha dan menantinya……..”
Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya… dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu disampingnya.
Disurat terakhir, pagi ini…
“…………..Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9. Tahun lalu engkau tidak pulang kerumah, tapi tahun ini aku akan memaksamu pulang, karena hari ini aku akan masak, masakan yang paling enak sedunia. Kemarin aku belajar membuatnya dirumah Bude Tati, sampai kehujanan dan basah kuyup, karena waktu pulang hujannya deras sekali, dan aku hanya mengendarai motor.
Saat aku tiba dirumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran dimatamu. Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya tidak sakit.
Tahukah engkau suamiku,
Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita pacaran, dan hampir 9 tahun kita menikah, baru kali ini aku melihat sinar kekhawatiran itu dari matamu, inikah tanda2 cinta mulai bersemi dihatimu ?………”
Jelita menatap Meisha, dan bercerita,
” Siang itu Mama menjemputku dengan motornya, dari jauh aku melihat keceriaan diwajah mama, dia terus melambai-lambaikan tangannya kepadaku. Aku tidak pernah melihat wajah yang sangat bersinar dari mama seperti siang itu, dia begitu cantik. Meskipun dulu sering marah2 kepadaku, tapi aku selalu menyayanginya. Mama memarkir motornya diseberang jalan, Ketika mama menyeberang jalan, tiba2 mobil itu lewat dari tikungan dengan kecepatan tinggi…… aku tidak sanggup melihatnya terlontar, Tante….. aku melihatnya masih memandangku sebelum dia tidak lagi bergerak……” Jelita memeluk Meisha dan terisak-isak. Bocah cantik ini masih terlalu kecil untuk merasakan sakit di hatinya, tapi dia sangat dewasa.
Meisha mengeluarkan selembar kertas yang dia print tadi pagi. Mario mengirimkan email lagi kemarin malam, dan tadinya aku ingin Rima membacanya.
Dear Meisha,
Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi marah2 dan selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang dengan tubuh basah kuyup karena kehujanan, aku sangat khawatir dan memeluknya. Tiba2 aku baru menyadari betapa beruntungnya aku memiliki dia. Hatiku mulai bergetar…. Inikah tanda2 aku mulai mencintainya ?
Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha. Dan besok aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan mobil mungil untuknya, supaya dia tidak lagi naik motor kemana-mana. Bukan karena dia ibu dari anak2ku, tapi karena dia belahan jiwaku….
Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terduduk disamping nisan Rima. Diwajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya telah terjadi, Mario. Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika seseorang itu telah pergi meninggalkan kita.
Jakarta, 7 Januari 2009
Perempuan yang dicintai suamiku
Kehidupan pernikahan kami awalnya baik2 saja menurutku. Meskipun menjelang pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Mario tampak baik dan lebih menuruti apa mauku.
Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam dan pergi kekantornya bekerja sampai subuh, baru pulang kerumah, mandi, kemudian mengantar anak kami sekolah. Tidurnya sangat sedikit, makannya pun sedikit. Aku pikir dia workaholic.
Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia pulang kerja, itupun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia tidak pernah romantis, aku pikir, memang dia tidak romantis, dan tidak memerlukan hal2 seperti itu sebagai ungkapan sayang.
Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua, bahkan makan berdua diluarpun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di meja makan berdua, kami asyik sendiri dengan sendok garpu kami, bukan obrolan yang terdengar, hanya denting piring yang beradu dengan sendok garpu.
Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran dikamar, atau main dengan anak2 kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat pendiam, aku menyangka dia memang tidak suka tertawa lepas.
Aku mengira rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahun pernikahan kami. Sampai suatu ketika, disuatu hari yang terik, saat itu suamiku tergolek sakit dirumah sakit, karena jarang makan, dan sering jajan di kantornya, dibanding makan dirumah, dia kena typhoid, dan harus dirawat di RS, karena sampai terjadi perforasi di ususnya. Pada saat dia masih di ICU, seorang perempuan datang menjenguknya. Dia memperkenalkan diri, bernama meisha, temannya Mario saat dulu kuliah.
Meisha tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah melihat mata yang begitu cantik seperti yang dia miliki. Matanya bersinar indah, penuh kehangatan dan penuh cinta, ketika dia berbicara, seakan2 waktu berhenti berputar dan terpana dengan kalimat2nya yang ringan dan penuh pesona. Setiap orang, laki2 maupun perempuan bahkan mungkin serangga yang lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita.
Meisha tidak pernah kenal dekat dengan Mario selama mereka kuliah dulu, Meisha bercerita Mario sangat pendiam, sehingga jarang punya teman yang akrab. 5 bulan lalu mereka bertemu, karena ada pekerjaan kantor mereka yang mempertemukan mereka. Meisha yang bekerja di advertising akhirnya bertemu dengan Mario yang sedang membuat iklan untuk perusahaan tempatnya bekerja.
Aku mulai mengingat2 5 bulan lalu ada perubahan yang cukup drastis pada Mario, setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan dalam sehari bisa menciumku lebih dari 3x. Dia membelikan aku parfum baru, dan mulai sering tertawa lepas. Tapi disaat lain, dia sering termenung didepan komputernya. Atau termenung memegang Hp-nya. Kalau aku tanya, dia bilang, ada pekerjaan yang membingungkan.
Suatu saat Meisha pernah datang pada saat Mario sakit dan masih dirawat di RS. Aku sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dengan wajah kesal, karena Mario tidak juga mau aku suapi. Meisha masuk kamar, dan menyapa dengan suara riangnya,
” Hai Rima, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini ? tidak mau makan juga? uhh… dasar anak nakal, sini piringnya, ” lalu dia terus mengajak Mario bercerita sambil menyuapi Mario, tiba2 saja sepiring nasi itu sudah habis ditangannya. Dan….aku tidak pernah melihat tatapan penuh cinta yang terpancar dari mata suamiku, seperti siang itu, tidak pernah seumur hidupku yang aku lalui bersamanya, tidak pernah sedetikpun !
Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya membelakangi aku saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku. Lebih sakit dari rasa sakit setelah operasi caesar ketika aku melahirkan anaknya. Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidak mau memakan masakan yang aku buat dengan susah payah. Lebih sakit daripada sakit ketika dia tidak pulang kerumah saat ulang tahun perkawinan kami kemarin. Lebih sakit dari rasa sakit ketika dia lebih suka mencumbu komputernya dibanding aku.
Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu. Meisha begitu manis, dia bisa hadir tiba2, membawakan donat buat anak2, dan membawakan ekrol kesukaanku. Dia mengajakku jalan2, kadang mengajakku nonton. kali lain, dia datang bersama suami dan ke-2 anaknya yang lucu2.
Aku tidak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan berhati bidadari itu? karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang bergejolak dihatinya.
Suatu sore, mendung begitu menyelimuti jakarta, aku tidak pernah menyangka, hatikupun akan mendung, bahkan gerimis kemudian.
Anak sulungku, seorang anak perempuan cantik berusia 7 tahun, rambutnya keriting ikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia berhasil membuka password email Papa nya, dan memanggilku, ” Mama, mau lihat surat papa buat tante Meisha ?”
Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu,
Dear Meisha,
Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung hatiku, aku tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan pada Rima. Aku mencintai Rima karena kondisi yang mengharuskan aku mencintainya, karena dia ibu dari anak2ku.
Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh2 mencintainya. Tidak ada perasaan bergetar seperti ketika aku memandangmu, tidak ada perasaan rindu yang tidak pernah padam ketika aku tidak menjumpainya. Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaannya. Ketika konflik2 terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa, tapi aku tidak sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan yang aku cari untuk mengisi kekosongan hatiku. Hatiku tetap terasa hampa, meskipun aku menikahinya.
Aku tidak tahu, bagaimana caranya menumbuhkan cinta untuknya, seperti ketika cinta untukmu tumbuh secara alami, seperti pohon2 beringin yang tumbuh kokoh tanpa pernah mendapat siraman dari pemiliknya. Seperti pepohonan di hutan2 belantara yang tidak pernah minta disirami, namun tumbuh dengan lebat secara alami. Itu yang aku rasakan.
Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik orang lain dan aku adalah laki2 yang sangat memegang komitmen pernikahan kami. Meskipun hatiku terasa hampa, itu tidaklah mengapa, asal aku bisa melihat Rima bahagia dan tertawa, dia bisa mendapatkan segala yang dia inginkan selama aku mampu. Dia boleh mendapatkan seluruh hartaku dan tubuhku, tapi tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya aku berikan untukmu. Meskipun ada tembok yang menghalangi kita, aku hanya berharap bahwa engkau mengerti, you are the only one in my heart.
yours,
Mario
Mataku terasa panas. Jelita, anak sulungku memelukku erat. Meskipun baru berusia 7 tahun, dia adalah malaikat jelitaku yang sangat mengerti dan menyayangiku.
Suamiku tidak pernah mencintaiku. Dia tidak pernah bahagia bersamaku. Dia mencintai perempuan lain.
Aku mengumpulkan kekuatanku. Sejak itu, aku menulis surat hampir setiap hari untuk suamiku. Surat itu aku simpan diamplop, dan aku letakkan di lemari bajuku, tidak pernah aku berikan untuknya.
Mobil yang dia berikan untukku aku kembalikan padanya. Aku mengumpulkan tabunganku yang kusimpan dari sisa2 uang belanja, lalu aku belikan motor untuk mengantar dan menjemput anak2ku. Mario merasa heran, karena aku tidak pernah lagi bermanja dan minta dibelikan bermacam2 merek tas dan baju. Aku terpuruk dalam kehancuranku. Aku dulu memintanya menikahiku karena aku malu terlalu lama pacaran, sedangkan teman2ku sudah menikah semua. Ternyata dia memang tidak pernah menginginkan aku menjadi istrinya.
Betapa tidak berharganya aku. Tidakkah dia tahu, bahwa aku juga seorang perempuan yang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya ? Kenapa dia tidak mengatakan saja, bahwa dia tidak mencintai aku dan tidak menginginkan aku ? itu lebih aku hargai daripada dia cuma diam dan mengangguk dan melamarku lalu menikahiku. Betapa malangnya nasibku.
Mario terus menerus sakit2an, dan aku tetap merawatnya dengan setia. Biarlah dia mencintai perempuan itu terus didalam hatinya. Dengan pura2 tidak tahu, aku sudah membuatnya bahagia dengan mencintai perempuan itu. Kebahagiaan Mario adalah kebahagiaanku juga, karena aku akan selalu mencintainya.
**********
Setahun kemudian…
Meisha membuka amplop surat2 itu dengan air mata berlinang. Tanah pemakaman itu masih basah merah dan masih dipenuhi bunga.
” Mario, suamiku….
Aku tidak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertama kali bekerja dikantormu, akan membawaku pada cinta sejatiku. Aku begitu terpesona padamu yang pendiam dan tampak dingin. Betapa senangnya aku ketika aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku mencintaimu, dan begitu posesif ingin memilikimu seutuhnya. Aku sering marah, ketika kamu asyik bekerja, dan tidak memperdulikan aku. Aku merasa diatas angin, ketika kamu hanya diam dan menuruti keinginanku… Aku pikir, aku si puteri cantik yang diinginkan banyak pria, telah memenuhi ruang hatimu dan kamu terlalu mencintaiku sehingga mau melakukan apa saja untukku…..
Ternyata aku keliru…. aku menyadarinya tepat sehari setelah pernikahan kita. Ketika aku membanting hadiah jam tangan dari seorang teman kantor dulu yang aku tahu sebenarnya menyukai Mario.
Aku melihat matamu begitu terluka, ketika berkata, ” kenapa, Rima ? Kenapa kamu mesti cemburu ? dia sudah menikah, dan aku sudah memilihmu menjadi istriku ?”
Aku tidak perduli,dan berlalu dari hadapanmu dengan sombongnya.
Sekarang aku menyesal, memintamu melamarku. Engkau tidak pernah bahagia bersamaku. Aku adalah hal terburuk dalam kehidupan cintamu. Aku bukanlah wanita yang sempurna yang engkau inginkan.
Istrimu,
Rima”
Di surat yang lain,
“………Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah, engkau tidak lagi sedingin es. Engkau mulai terasa hangat, namun tetap saja aku tidak pernah melihat cahaya cinta dari matamu untukku, seperti aku melihat cahaya yang penuh cinta itu berpendar dari kedua bola matamu saat memandang Meisha……”
Disurat yang kesekian,
“…….Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku.
Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tidak lagi marah2 padamu, aku tidak lagi suka membanting2 barang dan berteriak jika emosi. Aku belajar masak, dan selalu kubuatkan masakan yang engkau sukai. Aku tidak lagi boros, dan selalau menabung. Aku tidak lagi suka bertengkar dengan ibumu. Aku selalu tersenyum menyambutmu pulang kerumah. Dan aku selalu meneleponmu, untuk menanyakan sudahkah kekasih hatiku makan siang ini? Aku merawatmu jika engkau sakit, aku tidak kesal saat engkau tidak mau aku suapi, aku menungguimu sampai tertidur disamping tempat tidurmu, dirumah sakit saat engkau dirawat, karena penyakit pencernaanmu yang selalu bermasalah…….
Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap berusaha dan menantinya……..”
Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya… dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu disampingnya.
Disurat terakhir, pagi ini…
“…………..Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9. Tahun lalu engkau tidak pulang kerumah, tapi tahun ini aku akan memaksamu pulang, karena hari ini aku akan masak, masakan yang paling enak sedunia. Kemarin aku belajar membuatnya dirumah Bude Tati, sampai kehujanan dan basah kuyup, karena waktu pulang hujannya deras sekali, dan aku hanya mengendarai motor.
Saat aku tiba dirumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran dimatamu. Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya tidak sakit.
Tahukah engkau suamiku,
Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita pacaran, dan hampir 9 tahun kita menikah, baru kali ini aku melihat sinar kekhawatiran itu dari matamu, inikah tanda2 cinta mulai bersemi dihatimu ?………”
Jelita menatap Meisha, dan bercerita,
” Siang itu Mama menjemputku dengan motornya, dari jauh aku melihat keceriaan diwajah mama, dia terus melambai-lambaikan tangannya kepadaku. Aku tidak pernah melihat wajah yang sangat bersinar dari mama seperti siang itu, dia begitu cantik. Meskipun dulu sering marah2 kepadaku, tapi aku selalu menyayanginya. Mama memarkir motornya diseberang jalan, Ketika mama menyeberang jalan, tiba2 mobil itu lewat dari tikungan dengan kecepatan tinggi…… aku tidak sanggup melihatnya terlontar, Tante….. aku melihatnya masih memandangku sebelum dia tidak lagi bergerak……” Jelita memeluk Meisha dan terisak-isak. Bocah cantik ini masih terlalu kecil untuk merasakan sakit di hatinya, tapi dia sangat dewasa.
Meisha mengeluarkan selembar kertas yang dia print tadi pagi. Mario mengirimkan email lagi kemarin malam, dan tadinya aku ingin Rima membacanya.
Dear Meisha,
Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi marah2 dan selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang dengan tubuh basah kuyup karena kehujanan, aku sangat khawatir dan memeluknya. Tiba2 aku baru menyadari betapa beruntungnya aku memiliki dia. Hatiku mulai bergetar…. Inikah tanda2 aku mulai mencintainya ?
Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha. Dan besok aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan mobil mungil untuknya, supaya dia tidak lagi naik motor kemana-mana. Bukan karena dia ibu dari anak2ku, tapi karena dia belahan jiwaku….
Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terduduk disamping nisan Rima. Diwajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya telah terjadi, Mario. Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika seseorang itu telah pergi meninggalkan kita.
Jakarta, 7 Januari 2009
Perempuan yang dicintai suamiku
Kehidupan pernikahan kami awalnya baik2 saja menurutku. Meskipun menjelang pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Mario tampak baik dan lebih menuruti apa mauku.
Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam dan pergi kekantornya bekerja sampai subuh, baru pulang kerumah, mandi, kemudian mengantar anak kami sekolah. Tidurnya sangat sedikit, makannya pun sedikit. Aku pikir dia workaholic.
Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia pulang kerja, itupun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia tidak pernah romantis, aku pikir, memang dia tidak romantis, dan tidak memerlukan hal2 seperti itu sebagai ungkapan sayang.
Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua, bahkan makan berdua diluarpun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di meja makan berdua, kami asyik sendiri dengan sendok garpu kami, bukan obrolan yang terdengar, hanya denting piring yang beradu dengan sendok garpu.
Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran dikamar, atau main dengan anak2 kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat pendiam, aku menyangka dia memang tidak suka tertawa lepas.
Aku mengira rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahun pernikahan kami. Sampai suatu ketika, disuatu hari yang terik, saat itu suamiku tergolek sakit dirumah sakit, karena jarang makan, dan sering jajan di kantornya, dibanding makan dirumah, dia kena typhoid, dan harus dirawat di RS, karena sampai terjadi perforasi di ususnya. Pada saat dia masih di ICU, seorang perempuan datang menjenguknya. Dia memperkenalkan diri, bernama meisha, temannya Mario saat dulu kuliah.
Meisha tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah melihat mata yang begitu cantik seperti yang dia miliki. Matanya bersinar indah, penuh kehangatan dan penuh cinta, ketika dia berbicara, seakan2 waktu berhenti berputar dan terpana dengan kalimat2nya yang ringan dan penuh pesona. Setiap orang, laki2 maupun perempuan bahkan mungkin serangga yang lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita.
Meisha tidak pernah kenal dekat dengan Mario selama mereka kuliah dulu, Meisha bercerita Mario sangat pendiam, sehingga jarang punya teman yang akrab. 5 bulan lalu mereka bertemu, karena ada pekerjaan kantor mereka yang mempertemukan mereka. Meisha yang bekerja di advertising akhirnya bertemu dengan Mario yang sedang membuat iklan untuk perusahaan tempatnya bekerja.
Aku mulai mengingat2 5 bulan lalu ada perubahan yang cukup drastis pada Mario, setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan dalam sehari bisa menciumku lebih dari 3x. Dia membelikan aku parfum baru, dan mulai sering tertawa lepas. Tapi disaat lain, dia sering termenung didepan komputernya. Atau termenung memegang Hp-nya. Kalau aku tanya, dia bilang, ada pekerjaan yang membingungkan.
Suatu saat Meisha pernah datang pada saat Mario sakit dan masih dirawat di RS. Aku sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dengan wajah kesal, karena Mario tidak juga mau aku suapi. Meisha masuk kamar, dan menyapa dengan suara riangnya,
” Hai Rima, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini ? tidak mau makan juga? uhh… dasar anak nakal, sini piringnya, ” lalu dia terus mengajak Mario bercerita sambil menyuapi Mario, tiba2 saja sepiring nasi itu sudah habis ditangannya. Dan….aku tidak pernah melihat tatapan penuh cinta yang terpancar dari mata suamiku, seperti siang itu, tidak pernah seumur hidupku yang aku lalui bersamanya, tidak pernah sedetikpun !
Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya membelakangi aku saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku. Lebih sakit dari rasa sakit setelah operasi caesar ketika aku melahirkan anaknya. Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidak mau memakan masakan yang aku buat dengan susah payah. Lebih sakit daripada sakit ketika dia tidak pulang kerumah saat ulang tahun perkawinan kami kemarin. Lebih sakit dari rasa sakit ketika dia lebih suka mencumbu komputernya dibanding aku.
Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu. Meisha begitu manis, dia bisa hadir tiba2, membawakan donat buat anak2, dan membawakan ekrol kesukaanku. Dia mengajakku jalan2, kadang mengajakku nonton. kali lain, dia datang bersama suami dan ke-2 anaknya yang lucu2.
Aku tidak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan berhati bidadari itu? karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang bergejolak dihatinya.
Suatu sore, mendung begitu menyelimuti jakarta, aku tidak pernah menyangka, hatikupun akan mendung, bahkan gerimis kemudian.
Anak sulungku, seorang anak perempuan cantik berusia 7 tahun, rambutnya keriting ikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia berhasil membuka password email Papa nya, dan memanggilku, ” Mama, mau lihat surat papa buat tante Meisha ?”
Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu,
Dear Meisha,
Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung hatiku, aku tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan pada Rima. Aku mencintai Rima karena kondisi yang mengharuskan aku mencintainya, karena dia ibu dari anak2ku.
Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh2 mencintainya. Tidak ada perasaan bergetar seperti ketika aku memandangmu, tidak ada perasaan rindu yang tidak pernah padam ketika aku tidak menjumpainya. Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaannya. Ketika konflik2 terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa, tapi aku tidak sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan yang aku cari untuk mengisi kekosongan hatiku. Hatiku tetap terasa hampa, meskipun aku menikahinya.
Aku tidak tahu, bagaimana caranya menumbuhkan cinta untuknya, seperti ketika cinta untukmu tumbuh secara alami, seperti pohon2 beringin yang tumbuh kokoh tanpa pernah mendapat siraman dari pemiliknya. Seperti pepohonan di hutan2 belantara yang tidak pernah minta disirami, namun tumbuh dengan lebat secara alami. Itu yang aku rasakan.
Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik orang lain dan aku adalah laki2 yang sangat memegang komitmen pernikahan kami. Meskipun hatiku terasa hampa, itu tidaklah mengapa, asal aku bisa melihat Rima bahagia dan tertawa, dia bisa mendapatkan segala yang dia inginkan selama aku mampu. Dia boleh mendapatkan seluruh hartaku dan tubuhku, tapi tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya aku berikan untukmu. Meskipun ada tembok yang menghalangi kita, aku hanya berharap bahwa engkau mengerti, you are the only one in my heart.
yours,
Mario
Mataku terasa panas. Jelita, anak sulungku memelukku erat. Meskipun baru berusia 7 tahun, dia adalah malaikat jelitaku yang sangat mengerti dan menyayangiku.
Suamiku tidak pernah mencintaiku. Dia tidak pernah bahagia bersamaku. Dia mencintai perempuan lain.
Aku mengumpulkan kekuatanku. Sejak itu, aku menulis surat hampir setiap hari untuk suamiku. Surat itu aku simpan diamplop, dan aku letakkan di lemari bajuku, tidak pernah aku berikan untuknya.
Mobil yang dia berikan untukku aku kembalikan padanya. Aku mengumpulkan tabunganku yang kusimpan dari sisa2 uang belanja, lalu aku belikan motor untuk mengantar dan menjemput anak2ku. Mario merasa heran, karena aku tidak pernah lagi bermanja dan minta dibelikan bermacam2 merek tas dan baju. Aku terpuruk dalam kehancuranku. Aku dulu memintanya menikahiku karena aku malu terlalu lama pacaran, sedangkan teman2ku sudah menikah semua. Ternyata dia memang tidak pernah menginginkan aku menjadi istrinya.
Betapa tidak berharganya aku. Tidakkah dia tahu, bahwa aku juga seorang perempuan yang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya ? Kenapa dia tidak mengatakan saja, bahwa dia tidak mencintai aku dan tidak menginginkan aku ? itu lebih aku hargai daripada dia cuma diam dan mengangguk dan melamarku lalu menikahiku. Betapa malangnya nasibku.
Mario terus menerus sakit2an, dan aku tetap merawatnya dengan setia. Biarlah dia mencintai perempuan itu terus didalam hatinya. Dengan pura2 tidak tahu, aku sudah membuatnya bahagia dengan mencintai perempuan itu. Kebahagiaan Mario adalah kebahagiaanku juga, karena aku akan selalu mencintainya.
**********
Setahun kemudian…
Meisha membuka amplop surat2 itu dengan air mata berlinang. Tanah pemakaman itu masih basah merah dan masih dipenuhi bunga.
” Mario, suamiku….
Aku tidak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertama kali bekerja dikantormu, akan membawaku pada cinta sejatiku. Aku begitu terpesona padamu yang pendiam dan tampak dingin. Betapa senangnya aku ketika aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku mencintaimu, dan begitu posesif ingin memilikimu seutuhnya. Aku sering marah, ketika kamu asyik bekerja, dan tidak memperdulikan aku. Aku merasa diatas angin, ketika kamu hanya diam dan menuruti keinginanku… Aku pikir, aku si puteri cantik yang diinginkan banyak pria, telah memenuhi ruang hatimu dan kamu terlalu mencintaiku sehingga mau melakukan apa saja untukku…..
Ternyata aku keliru…. aku menyadarinya tepat sehari setelah pernikahan kita. Ketika aku membanting hadiah jam tangan dari seorang teman kantor dulu yang aku tahu sebenarnya menyukai Mario.
Aku melihat matamu begitu terluka, ketika berkata, ” kenapa, Rima ? Kenapa kamu mesti cemburu ? dia sudah menikah, dan aku sudah memilihmu menjadi istriku ?”
Aku tidak perduli,dan berlalu dari hadapanmu dengan sombongnya.
Sekarang aku menyesal, memintamu melamarku. Engkau tidak pernah bahagia bersamaku. Aku adalah hal terburuk dalam kehidupan cintamu. Aku bukanlah wanita yang sempurna yang engkau inginkan.
Istrimu,
Rima”
Di surat yang lain,
“………Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah, engkau tidak lagi sedingin es. Engkau mulai terasa hangat, namun tetap saja aku tidak pernah melihat cahaya cinta dari matamu untukku, seperti aku melihat cahaya yang penuh cinta itu berpendar dari kedua bola matamu saat memandang Meisha……”
Disurat yang kesekian,
“…….Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku.
Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tidak lagi marah2 padamu, aku tidak lagi suka membanting2 barang dan berteriak jika emosi. Aku belajar masak, dan selalu kubuatkan masakan yang engkau sukai. Aku tidak lagi boros, dan selalau menabung. Aku tidak lagi suka bertengkar dengan ibumu. Aku selalu tersenyum menyambutmu pulang kerumah. Dan aku selalu meneleponmu, untuk menanyakan sudahkah kekasih hatiku makan siang ini? Aku merawatmu jika engkau sakit, aku tidak kesal saat engkau tidak mau aku suapi, aku menungguimu sampai tertidur disamping tempat tidurmu, dirumah sakit saat engkau dirawat, karena penyakit pencernaanmu yang selalu bermasalah…….
Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap berusaha dan menantinya……..”
Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya… dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu disampingnya.
Disurat terakhir, pagi ini…
“…………..Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9. Tahun lalu engkau tidak pulang kerumah, tapi tahun ini aku akan memaksamu pulang, karena hari ini aku akan masak, masakan yang paling enak sedunia. Kemarin aku belajar membuatnya dirumah Bude Tati, sampai kehujanan dan basah kuyup, karena waktu pulang hujannya deras sekali, dan aku hanya mengendarai motor.
Saat aku tiba dirumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran dimatamu. Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya tidak sakit.
Tahukah engkau suamiku,
Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita pacaran, dan hampir 9 tahun kita menikah, baru kali ini aku melihat sinar kekhawatiran itu dari matamu, inikah tanda2 cinta mulai bersemi dihatimu ?………”
Jelita menatap Meisha, dan bercerita,
” Siang itu Mama menjemputku dengan motornya, dari jauh aku melihat keceriaan diwajah mama, dia terus melambai-lambaikan tangannya kepadaku. Aku tidak pernah melihat wajah yang sangat bersinar dari mama seperti siang itu, dia begitu cantik. Meskipun dulu sering marah2 kepadaku, tapi aku selalu menyayanginya. Mama memarkir motornya diseberang jalan, Ketika mama menyeberang jalan, tiba2 mobil itu lewat dari tikungan dengan kecepatan tinggi…… aku tidak sanggup melihatnya terlontar, Tante….. aku melihatnya masih memandangku sebelum dia tidak lagi bergerak……” Jelita memeluk Meisha dan terisak-isak. Bocah cantik ini masih terlalu kecil untuk merasakan sakit di hatinya, tapi dia sangat dewasa.
Meisha mengeluarkan selembar kertas yang dia print tadi pagi. Mario mengirimkan email lagi kemarin malam, dan tadinya aku ingin Rima membacanya.
Dear Meisha,
Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi marah2 dan selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang dengan tubuh basah kuyup karena kehujanan, aku sangat khawatir dan memeluknya. Tiba2 aku baru menyadari betapa beruntungnya aku memiliki dia. Hatiku mulai bergetar…. Inikah tanda2 aku mulai mencintainya ?
Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha. Dan besok aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan mobil mungil untuknya, supaya dia tidak lagi naik motor kemana-mana. Bukan karena dia ibu dari anak2ku, tapi karena dia belahan jiwaku….
Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terduduk disamping nisan Rima. Diwajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya telah terjadi, Mario. Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika seseorang itu telah pergi meninggalkan kita.
Jakarta, 7 Januari 2009