Ikhwati fillah…..
Malam ini ku coba melukiskan pelangi hati ini untukmu yang jauh di sana, malam yang gelap dengan sebatang lilin menemaniku.
Aku dibalut kesepian diantara dinding -dinding kerinduan dan jeruji-jeruji
batas yang menghijabku dari orang-orang yang tercinta.
waktu
ternyata begitu cepat bergulir tiada henti, sementara diri ini semakin
rapuh dimamah-mamah rentangan zaman, dan tak terasa sudah setahun lebih
kepergianku dari tanah pertiwi.
Ikhwati, kepergianku bukanlah karena tamasya, tapi aku ingin beribath dalam kebosanan-kebosanan yang membungkus jiwa.
Barang kali ikhwati, senyuman manis kan berubah menjadi lautan air mata, dan wanginya parfum kan berganti menjadi keringat perjuangan yang melelahkan.
Ikhwati…..
Aku
pergi bukan sekedar mencari ilmu, akan tetapi ada beban berat yang
terpikul di pundak ini, sementara luka-lukaku semakin parah, aku ingin
mengobati luka-luka itu sembari mentarbiyyah
diri yang dhoif ini. Ya, aku ingin pergi tuk membalut luka-luka dalam
perjuangan yang diberkahi ini, aku ingin sedikit merasakan hijrah dari
negeri dan orang tua, serta orang-orang tercinta demi dien ini, aku
ingin melatih diri ini menelan pahitnya kesabaran, meretasa amal yang
diberkahi.
Aku ingin mencambuki diri dalam penjara suci yang dibatasi jeruji-jeruji kerinduan, aku ingin memahat dan mengangkat cita dan cinta ini menembus langit menuju ridho-Nya.
Dan
aku ingin…ya, aku ingin memaksa diri yang dhoif ini tuk tegari dalam
memamah-mamah hari di masa fajar yang sedang puncut dan berkembang ini,
karena aku tahu sangat tidak pantas bagi seorang rijal duduk
berleha-leha sementara saudara-saudaranya melinagkan airmata, meneteskan
keringat dan mencucurkan darah segarnya demi menyuburkan tanah-tanah
perjuangannya.
Tiada lagi harapan selain kepada Alllah SWT, kemudian
kepada pemuda-pemudi yang rela menjual diri di jalan Allah SWT dengan
jiwa dan harta mereka tuk tinggikan dien ini, kami sangat merindukan
akhi dan ukhti, para pemuda yang bersiteguh dalam dien ini, sebenarnya
hati kami selalu menangis melihat saudara-saudara kita digiring ke
lembah neraka sambil tertawa terbahak-bahak.
Ikhwati fillah…
Tidak
sadarkah bahwa mata ini terlalu lelah tuk menyaksikan kemaksiatan yang
telah dianggap biasa?? tidak fahamkah bahwa kedua telinga ini
betul-betul bosan tuk degarkan lagu dan nyayian syaitan yang
diperjual-belikan di pasaran??.
Akhi, jika tidak kepada Allah SWT kemudian kepada pemuda-pemudi yang ikhlas beriltizam, lantas kepada siapa lagi dien ini kan menjadi tegak????
Apakah
antum akan memaksaku berkhayal menikmati kejayaan dien ini di balik
para pemuda-pemudi yang terlalu bakhil dalam menjual dirinya dengan
syurga????
Akhi
wa ukhti, aku sangat merindukan hari-hari seperti di zaman rosululloh
SAW dan sahabatnya, hari dimana wanita menjaga kehormatannya, hari
dimana musuh-musuh Allah SWT tunduk tersungkur membayar jizyah, kami
sangat merindukan dan menantikan hari-hari itu sahabatku….
Bukan
hari dimana kemaksiatan dipuja, para teroris dan pasukan iblis diberi
tahta, atau hari dimana para wanita menjual harga dirinya demi selembar
uang dengan berlumuran darah dan harga diri kehormatannya, atau demi
sebutir sabun dan sebotol sampho merelakan harga dirinya disapu mata
sembarang orang.
Ikhwati fillah…..
Aku
merindukan hari-hari keteguhan berjuang laksana rosululloh SAW dan
sahabatnya, mereka tak mengenal kata lelah dan goyah dengan terpaan yang
menggoncang.
Ikhwti fillah….
Tak
sadarkah siang dan malam musuh-musuh Allah SWT tak pernah lelah tuk
memadamkan cahaya dien ini, mereka mengobarkan kemelut peperangan yang
begitu dahsyat, oleh karena itu ikhwti, persiapkan dirimu tuk menjalani
hari-hari yang bercucuran keringat dan air mata perjuangan, hanya
rijal-rijal yang tangguh yang tetap tsabat dalam peperagan ini, adapun
yang jiwanya kerdil dan ada benih kemunafikan ia akan beralasan absen
dalam peperangan ini.
Memang
akhi, dien ini hanya bisa dipikul oleh orang-orang yang tangguh dan
bertekad baja yang azamnya menyeluruh di semua bidang alam islami, bukan
sepotong-potong dan keluh kesah dalam menjalaninya.
Akhi wa ukhti fillah…..
Nikmatilah
jalan ini dengan penuh keridhoan, karena walaupun engkau dalam jalan
kebenaran dan selalu padat dengan aktivitas dakwah, ujian dan celaan
akan tetap setia menemanimu. Namun ketegaranmu dalam perjuangan ini
adalah faktor kemenagan yang begitu besar, gerangan apa yang membuatmu
resah bila tipu daya musuh-musuh islam hanya menambah kepedihan kita,
bagaimana keadaan mereka bila mereka tahu bahwa kita semakin dekat
dengan Allah SWT di saat cobaan berat menerkam kita..
Ikhwati fillah….
Jangan
pernah berniat tuk menggugurkan diri dalam perjuangan ini, tiada lain
kecuali keburukan bagi orang-orang yang menggugurkan diri dari prjuangan
ini, dan sangat tidak pantas bagi orang yang keningnya bersujud kepada
Allah SWT tuk membatalkan janjinya kepada AllahSWT.
Semua itu ikhwati fillah, tidak lain karena semau amal islami
dalam dien ini bukanlah amal sesaat, bukan pula amal di saat kita
menjalani sekolah atau di kampus kuliyah, setelah lulus amal itu selasai
semuanya, dan setelah itu pergilah masing-masing dengan profesinya
sendiri-sendiri.
Bukan seperti itu ikhwati fillah….wallaahi bukan seperti itu, amal islami tak akan berhenti sebelum kedua tapak kaki ini menginjakkan jannah-Nya.Ya!! amal islami tak akan berhenti sebelum kedua tapak kaki ini menginjakkan jannah-Nya.
Akhi wa ukhti fillah…..
Jangan
terlalu khawatir dengan jumlahmu yang sedikit, apa artinya banyak bila
sebagai penonton dan komentator, betapa banyak golongan yang sedikit
mengalahkan segolongan yang banyak dengan seizin Allah SWT, dan betapa
sering kau saksikan semangat seribu orang dalam satu orang, dan
sebaliknya sering pula kau lihat segumpulan orang padahal hanya satu
orang saja. laa takhzan ikhwati.. laa takhzan!! Innallaha ma'anaa….
Ikhwati fillah….
Allah
SWT telah membeli kita dengan jannah, tapi mengapa kita masih
menginginkan dunia yang ibarat bangkai dan tak lagi berharga dari sayap
nyamuk di mata Allah SWT.
Ikhwati….
kamipun tertakjub keheranan dengan jiwa-jiwa kita yang terlalu kerdil
dan bakhil dalam jual beli yag diridhoi ini, kenapa kita masih saja
enggan tuk meleburkan dan melelehkan diri dalam perjuangan ini, padahal
Allah SWT maha menepati janjiya.
Kami
telah lama menunggu antum ikhwati tuk bangun dari lelapnya kasur
kemaksiatan dan masa kecil yang begitu suram dengan kejahiliyahan, kami
menuggu antum ikhwati untuk berdiri dan berlari mengejar cita tertinggi
sebagaimana mujahid yang meraih syahadah di jalan Allah SWT, kami telah menantimu lama tuk tegakkan cita ini.
Ikhwati…..
Tiada
lagi hari-hari tuk berjudi dengan waktu, kewajiban yang harus kita
tunaikan jauh lebih banyak dari pada waktu yang tersedia, dan tempat
peristirahatan kita bukan di sini ikhwati…dan tidak pantas kita
berleha-leha sebelum kedua kaki ini menepak dalam jannah-Nya.
Sadarlah
ikhwati, perjalanan ini masih terlalu panjang dan saat ini kita baru
setapak menapakinya, tapi kenapa kita masih selalu saja berkeluh kesah,
kenapa masih ada duka jika jalan ini adalah jalan menuju syurga,
bukankah keluh kesah hanya akan menggugurkan pahala ini??.
Jangan kau kira perjalanan ini wangi dan bertabur bunga , perjalanan ini penuh luka dan air mata, dan kau takan sedikitpun mengecap kejayaan sebelum kau menelan pahit ketirnya kesabran, ya!! kau
takan sedikitpun mengecap kejayaan sebelum kau menelan pahit ketirnya
kesabran. Barang kali orang tua dan orang-orang tercinta harus kita
tinggalkan demi menjunjung tinggi dien ini, oleh karena itu siapkanlah
dirimu wahai saudaraku…karena keringat ini akan menetes, tabahkanlah
dirimu mungkin air mata kedukaan akan melinag deras, dan barang kali
tulang kita akan remuk hancur di antara sayatan-sayatan kepedihan yang
mencabik diri.
Subhaanallah…
Dan kematian yang kita selalu lari darinya dalam perjuangan ini adalah teman sejatimu, penjara yang kita enggan memasukinya kan menjadi persinggahanmu, hinaan dan celaan kan menjadi pelangi penghias di dalam kehidupanmu, itulah jalan ini lakasana mengemban bara api.
Akan
tetapi wahai ikhwati fillah…. sabarlah sedikit saja, sebentar lagi
fajar islam akan terbit memancarkan merah saka di cakrawala dunia islam,
kau pun akan saksikan ribuan pelangi islam di wajah ayu embun yang
berbias mentari pagi. Oleh karena itu kita harus tegar setegar karang di
lautan, tetap teguh meskipun gelombang menghadang, begitulah seharusnya
pribadi muslim militan berjuang.
Saudaraku fillah….
Kalau bukan perjuangan di jalan Allah SWT, ya!!! seandainya
kalau bukan perjuangan di jalan Allah SWT, tentunya akan sangat kerdil
jiwa ini menyapih kerinduan yang membisiki jiwa pengasingan, hanya yang
tegar yang mengerti hakikatnya.
Itulah sebuah tarbiyyah, hiasi diri penuh dengan pesona….
Selamat berjuang wahai saudaraku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar