Jumat, 02 Maret 2012

MENATAP HIDUP

Ikhwati fillah…..
Malam ini ku coba melukiskan pelangi hati ini untukmu yang jauh di sana, malam yang gelap dengan sebatang lilin menemaniku.
Aku dibalut kesepian diantara dinding -dinding kerinduan dan jeruji-jeruji
 batas yang menghijabku dari orang-orang yang tercinta.
waktu ternyata begitu cepat bergulir tiada henti, sementara diri ini semakin rapuh dimamah-mamah rentangan zaman, dan tak terasa sudah setahun lebih kepergianku dari tanah pertiwi.
Ikhwati, kepergianku bukanlah karena tamasya, tapi aku ingin beribath dalam kebosanan-kebosanan yang membungkus jiwa.
Barang kali ikhwati, senyuman manis kan berubah menjadi lautan air mata, dan wanginya parfum kan berganti menjadi keringat perjuangan yang melelahkan.

Ikhwati…..
Aku pergi bukan sekedar mencari ilmu, akan tetapi ada beban berat yang terpikul di pundak ini, sementara luka-lukaku semakin parah, aku ingin mengobati luka-luka itu sembari  mentarbiyyah diri yang dhoif ini. Ya, aku ingin pergi tuk membalut luka-luka dalam perjuangan yang diberkahi ini, aku ingin sedikit merasakan hijrah dari negeri dan orang tua, serta orang-orang tercinta demi dien ini, aku ingin melatih diri ini menelan pahitnya kesabaran, meretasa amal yang diberkahi.
Aku ingin mencambuki diri dalam penjara suci yang dibatasi jeruji-jeruji kerinduan, aku ingin memahat dan mengangkat cita  dan cinta ini menembus langit menuju ridho-Nya.
Dan aku ingin…ya, aku ingin memaksa diri yang dhoif ini tuk tegari dalam memamah-mamah hari di masa fajar yang sedang puncut dan berkembang ini, karena aku tahu sangat tidak pantas bagi seorang rijal duduk berleha-leha sementara saudara-saudaranya melinagkan airmata, meneteskan keringat dan mencucurkan darah segarnya demi menyuburkan tanah-tanah perjuangannya.
Tiada lagi harapan selain kepada Alllah SWT,  kemudian kepada pemuda-pemudi yang rela menjual diri di jalan Allah SWT dengan jiwa dan harta mereka tuk tinggikan dien ini, kami sangat merindukan akhi dan ukhti, para pemuda yang bersiteguh dalam dien ini, sebenarnya hati kami selalu menangis melihat saudara-saudara kita digiring ke lembah neraka sambil tertawa terbahak-bahak.

Ikhwati fillah…
Tidak sadarkah bahwa mata ini terlalu lelah tuk menyaksikan kemaksiatan yang telah dianggap biasa?? tidak fahamkah bahwa kedua telinga ini betul-betul bosan tuk degarkan lagu dan nyayian syaitan yang diperjual-belikan di pasaran??.
Akhi, jika tidak kepada Allah SWT kemudian kepada pemuda-pemudi yang ikhlas beriltizam, lantas kepada siapa lagi dien ini kan menjadi tegak????
Apakah antum akan memaksaku berkhayal menikmati kejayaan dien ini di balik para pemuda-pemudi yang terlalu bakhil dalam menjual dirinya dengan syurga????
Akhi wa ukhti, aku sangat merindukan hari-hari seperti di zaman rosululloh SAW dan sahabatnya, hari dimana wanita menjaga kehormatannya, hari dimana musuh-musuh Allah SWT tunduk tersungkur membayar jizyah, kami sangat merindukan dan menantikan  hari-hari itu sahabatku….
Bukan hari dimana kemaksiatan dipuja, para teroris dan pasukan iblis diberi tahta, atau hari dimana para wanita menjual harga dirinya demi selembar uang dengan berlumuran darah dan harga diri kehormatannya, atau demi sebutir sabun dan sebotol sampho merelakan harga dirinya disapu mata sembarang orang.

Ikhwati fillah…..
Aku merindukan hari-hari keteguhan berjuang laksana rosululloh SAW dan sahabatnya, mereka tak mengenal kata lelah dan goyah dengan terpaan yang menggoncang.

Ikhwti fillah….
Tak sadarkah siang dan malam musuh-musuh Allah SWT tak pernah lelah tuk memadamkan cahaya dien ini, mereka mengobarkan kemelut peperangan yang begitu dahsyat, oleh karena itu ikhwti, persiapkan dirimu tuk menjalani hari-hari yang bercucuran keringat dan air mata perjuangan, hanya rijal-rijal yang tangguh yang tetap tsabat dalam peperagan ini, adapun yang jiwanya kerdil dan ada benih kemunafikan ia akan beralasan absen dalam peperangan ini.
Memang akhi, dien ini hanya bisa dipikul oleh orang-orang yang tangguh dan bertekad baja yang azamnya menyeluruh di semua bidang alam islami, bukan sepotong-potong dan keluh kesah dalam menjalaninya.

Akhi wa ukhti fillah…..
Nikmatilah jalan ini dengan penuh keridhoan, karena walaupun engkau dalam jalan kebenaran dan selalu padat dengan aktivitas dakwah, ujian dan celaan akan tetap setia menemanimu. Namun ketegaranmu dalam perjuangan ini adalah faktor kemenagan yang begitu besar, gerangan apa yang membuatmu resah bila tipu daya musuh-musuh islam hanya menambah kepedihan kita, bagaimana keadaan mereka bila mereka tahu bahwa kita semakin dekat dengan Allah SWT di saat cobaan  berat menerkam kita..

Ikhwati fillah….
Jangan pernah berniat tuk menggugurkan diri dalam perjuangan ini, tiada lain kecuali keburukan bagi orang-orang yang menggugurkan diri dari prjuangan ini, dan sangat tidak pantas bagi orang yang keningnya bersujud kepada Allah SWT tuk membatalkan janjinya kepada AllahSWT.
Semua itu ikhwati fillah, tidak lain karena semau amal   islami dalam dien ini bukanlah amal sesaat, bukan pula amal di saat kita menjalani sekolah atau di kampus kuliyah, setelah lulus amal itu selasai semuanya, dan setelah itu pergilah masing-masing dengan profesinya sendiri-sendiri.
Bukan seperti itu ikhwati fillah….wallaahi bukan seperti itu, amal islami tak akan berhenti sebelum  kedua tapak kaki ini menginjakkan jannah-Nya.Ya!! amal islami tak akan berhenti sebelum  kedua tapak kaki ini menginjakkan jannah-Nya.

Akhi wa ukhti fillah…..
Jangan terlalu khawatir dengan jumlahmu yang sedikit, apa artinya banyak bila sebagai penonton dan komentator, betapa banyak golongan yang sedikit mengalahkan segolongan yang banyak dengan seizin Allah SWT, dan betapa sering kau saksikan semangat seribu orang dalam satu orang, dan sebaliknya sering pula kau lihat segumpulan orang padahal hanya satu orang saja. laa takhzan ikhwati.. laa takhzan!! Innallaha ma'anaa….
Ikhwati fillah….
Allah SWT telah membeli kita dengan jannah, tapi mengapa kita masih menginginkan dunia yang ibarat bangkai dan tak lagi berharga dari sayap nyamuk di mata Allah SWT.

Ikhwati…. kamipun tertakjub keheranan dengan jiwa-jiwa kita yang terlalu kerdil dan bakhil dalam jual beli yag diridhoi ini, kenapa kita masih saja enggan tuk meleburkan dan melelehkan diri dalam perjuangan ini, padahal Allah SWT maha menepati janjiya.
Kami telah lama menunggu antum ikhwati tuk bangun dari lelapnya kasur kemaksiatan dan masa kecil yang begitu suram dengan kejahiliyahan, kami menuggu antum ikhwati untuk berdiri dan berlari mengejar cita tertinggi sebagaimana mujahid  yang meraih syahadah di jalan Allah SWT, kami telah menantimu lama tuk tegakkan cita ini.

Ikhwati…..
Tiada lagi hari-hari tuk berjudi dengan waktu, kewajiban yang harus kita tunaikan jauh lebih banyak dari pada waktu yang tersedia, dan tempat peristirahatan kita bukan di sini ikhwati…dan tidak pantas kita berleha-leha sebelum kedua kaki ini menepak dalam jannah-Nya.
Sadarlah ikhwati, perjalanan ini masih terlalu panjang dan saat ini kita baru setapak menapakinya, tapi kenapa kita masih selalu saja berkeluh kesah, kenapa masih ada duka jika jalan ini adalah jalan menuju syurga, bukankah keluh kesah hanya akan menggugurkan pahala ini??.
Jangan kau kira perjalanan ini wangi dan bertabur bunga , perjalanan ini penuh luka dan air mata, dan  kau takan sedikitpun mengecap kejayaan sebelum kau menelan pahit ketirnya kesabran, ya!!  kau takan sedikitpun mengecap kejayaan sebelum kau menelan pahit ketirnya kesabran. Barang kali orang tua dan orang-orang tercinta harus kita tinggalkan demi menjunjung tinggi dien ini, oleh karena itu siapkanlah dirimu wahai saudaraku…karena keringat ini akan menetes, tabahkanlah dirimu mungkin air mata kedukaan akan melinag deras, dan barang kali tulang kita akan remuk hancur di antara sayatan-sayatan kepedihan yang mencabik diri.

Subhaanallah…
Dan kematian yang kita selalu lari darinya dalam perjuangan ini adalah teman sejatimu, penjara yang kita enggan memasukinya kan menjadi persinggahanmu, hinaan dan celaan kan menjadi pelangi penghias di dalam kehidupanmu, itulah jalan ini lakasana mengemban bara api.
Akan tetapi wahai ikhwati fillah…. sabarlah sedikit saja, sebentar lagi fajar islam akan terbit memancarkan merah saka di cakrawala dunia islam, kau pun akan saksikan ribuan pelangi islam di wajah ayu embun yang berbias mentari pagi. Oleh karena itu kita harus tegar setegar karang di lautan, tetap teguh meskipun gelombang menghadang, begitulah seharusnya pribadi muslim militan berjuang.
Saudaraku fillah….
Kalau bukan perjuangan di jalan Allah SWT, ya!!!  seandainya kalau bukan perjuangan di jalan Allah SWT, tentunya akan sangat kerdil jiwa ini menyapih kerinduan yang membisiki jiwa pengasingan, hanya yang tegar yang mengerti hakikatnya.
Itulah sebuah tarbiyyah, hiasi diri penuh dengan pesona….
Selamat berjuang wahai saudaraku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar