Suatu hari, seorang ikhwan pernah berkata, “Cari akhowat (istri)
seperti ‘aisyah itu gampang, banyak di pesantren-pesantren. Tapi cari
yang seperti khodijah itu yang susah?”.
Salah seorang ummahat berkomentar sambil becanda, “Ya udah, gak usah nikah aja!”
Hmm…aisyah…khadijah….radliyallahu ‘anhuma..
Memang benar, sepertinya kini ummat telah ‘kosong’ dari
mereke-mereka yang mampu meneladani para muslimah salaf lagi teladan
itu. Meneladani mereka dalam memperjuangkan dien Islam. Dan kalau pun
ada, sangat jarang ditemui.
Ya, Ummat ini kini membutuhkan muslimah layaknya ibunda khodijah
rodliyallahu ‘anha, yang siap sedia menyalurkan seluruh harta kekayaan
dan tenaganya untuk perjuangan dien Islam. Di mana beliau radliyallahu
?anha bukanlah seorang muslimah yang cengeng atau pun manja lagi
lemah hati.
Lihatlah, betapa beliau menghibur Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam saat wahyu pertama turun. Beliau pulalah yang menemani
perjuangan Rasulullah sampai akhir hidupnya, yang tak pernah berhenti
untuk mengerahkan segala yang dimilikinya untuk diserahkan pada ummat
Islam kala itu.
Ya ukhtiy, adakah kita mampu berperan seperti itu untuk suami kita dalam jalan jihad ini?
Tak jarang, banyak sekali muslimah yang masih bersikap manja dan
terkadang tidak mampu berdiri sendiri saat ujian kemandirian itu
datang. Banyak dari mereka yang sulit untuk memahami bagaimana
‘beratnya’ arah perjuangan jihad ini.
Bahkan terkadang istri-istri mujahideen yang ditinggal pergi
berjihad atau mujahideen berada dalam kurungan musuh, tak mampu
menanggung beban hidup, yang pada akhirnya menyerah. MasyaAllah…
Ummatiy….ummatiy…..Kini, kita membutuhkan pula sosok muslimah
seperti ibunda aisyah radliyallahu ‘anha yang mampu menjadi sumber
ilmu, di mana syubhat-syubhat yang menerjang Islam dan kaum muslimin,
syubhat-syubhat yang menggembosai para ikhwan untuk tidak berjihad,
mampu ditukasnya dengan dalil-dalil syar’i dengan hujjah-hujjah yang
nyata yang mampu membungkam para penebar syubhat.
Tak bisa dipungkiri, saat ini banyaknya celaan, cemoohan dan cacian
yang menerjang kaum muslimin, terutama mujahideen yang ?diserang? oleh
syubhat-syubhat dari kalangan kaum muslimin sendiri. Ironis.
Ya, ukhtiy…mampukan kita membela islam dan kaum muslimin dengan
hujah-hujjah yang syar’i? Di mana terkadang baru sebatas itulah yang
dapat dilakukan oleh seorang muslimah yang dirinya belum Allah sampaikan
ke tanah ribath/jihad…ke tanah para syuhada…
Mampukah kita membela mereka (ikhwan mujahideen) meski hanya dengan lisan kita?
Tak hanya sebatas itu, kini ummat membutuhkan sosok muslimah seperti
shafiyah (bibi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam) serta
nusaibah binti ka’ab radliyallahu ‘anhuma, yang siap berada di barisan
panji jihad, menghunuskan pedangnya kepada musuh-musuh Allah, di kala
para ikhwan di zaman kita ini lebih banyak hanya berada di balik
tirai jihad fie sabilillah. Di kala ikhwan-ikhwan ini banyak yang
bermental pengecut dalam mengusung jihad fie sabilillah. Hanya
mereka-mereka yang Allah berikan karunia yang mampu menggerakkan hati
dan raganya ke medan jihad fie sabilillah…
Ya, kita membutuhkan sosok seperti mereka radliyallahu ‘anhuma ini.
Mereka yang tak ragu menebas leher para kuffar wa thawaghit sekaligus
munafiquun. Mereka yang tak nyiut di kala berhadapan dengan
musuh-musuh Allah dan mujahideen serta mampu mengharidl para
mujahideen untuk berjihad.
Allahumma..Kini tak jarang pula kita temui mereka-mereka (para
muslimah) yang takut hanya pada seekor tikus di rumahnya, atau menjerit
ketakutan kala melihat cicak. MasyaAllah…
Di manakah kalian para muslimah yang mampu mengusungkan pedang setelah pedang itu tersimpang di sarungnya?
Adakah yaa muslimah?
Sungguh amat sedikit sekali mereka-mereka yang pemberani ini?
Di manakah kalian para muslimah yang mampu mengusungkan pedang setelah pedang itu tersimpang di sarungnya?
Adakah yaa muslimah?
Sungguh amat sedikit sekali mereka-mereka yang pemberani ini?
Demikian pula, ummat ini pun membutuhkan sosok muslimah seperti
khonsa’ radliyallahu ‘anha, yang rela menjadikan anak-anaknya sebagai
tebusan bagi kemuliaan dien Islam dan kaum muslimin.
Betapa, kita membutuhkan sosok seperti ummahat ini, yang tak ragu
menjadikan buah hatinya untuk ‘tumbal’ fie sabilillah. Sehingga para
ikhwan yang berjihad tak lagi memikirkan kesedihan ibundanya yang akan
kehilangan dirinya, karena tekad ummahat ini bak karang yang kuat yang
berazam akan mengahntarkan semuanya kepada kesyahidan di jalanNya…
Wahai ummiy, adakah kalian memenuhinya?
Kita benar-benar membutuhkan muslimah-muslimah seperti ini.
Muslimah-muslimah yang siap menjadikan segalanya sebagai tebusan bagi
kemuliaan dien Islam ini.
Lalu bagaimana di zaman kita ini?
Ya ukhtiy…,tidakkah kita lihat para mujahidah di bumi jihad sana?
Tidakkah kita jumpai sosok-sosok pemberani ini di bumi checnya, somalia, afghanistan, palestin dan sederet bumi jihad lainnya?
Sungguh di zaman kita ini telah ada sosok ummu muhammad (istri
syaikh abdullah azzam rahimahullah), yang mengikhlaskan suami dan
anak2nya syahid–insyaAllah–di jalan jihad. Sungguh telah ada di zaman
kita ini sosok ummu islambuli yang merayakan walimahan anaknya
(islambuli rahimahullah) dengan hurun ‘iin (bidadari surga) sesaat
setelah anaknya dihukum mati oleh pemerintahan mesir karena
‘kejahatannya’ membunuh anwar saddat sang antek salibis dan zionis!
Sungguh pula, telah ada sosok teladan mujahidan-mujahidah sejati di
zaman kita ini di bumi kandahar, checnya, palestin, pakistan?tengoklah
mereka sebentar saudariku, dan renungkanlah pengorbanan mereka yang
besar dalam jalan jihad ini…
Sungguh di bumi-bumi jihad sana, kan kita temui sosok-sosok
mujahidah yang berani, di mana keberaniannya mungkin saja dapat
mengalahkan keberanian kebanyakan ikhwan-ikhwan di zaman kita sekarang
ini.
Ya ukhiy….adakah kita memenuhinya?
Adakah kita mengikuti uswah-uswah tersebut?
Tidakkah kita, minimal, mengharridl suami kita, anak kita, ayah
kita, kakak kita, adek laki-laki kita…agar mereka berdiri di barisan
jihad fie sabilillah?
Ya ukhiy…di manakah sosok dirimu yang pemberani itu?
Wahai cucu2 khansa’, adakah kita memenuhinya??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar